Aktivis HMI Cabang Majene, Rahman.
Majene, mandarnews.com – Salah satu aktivis HMI Cabang Majene, Rahman menuntut keras agar kasus pengeroyokan yang dilakukan oleh oknum anggota kepolisian kisaran 50 orang di Kabupaten Mamuju, terhadap kader HMI segera diproses sesuai aturan yang ada.
“Kami gerah melihat kejadian seperti ini di tubuh kepolisian, tindakan amoral sangat kami tidak benarkan karena sudah diluar daripada fungsi anggota kepolisian, sebagaimana anggota kepolisian yang harusnya menjadi pelindung dan pengayom masyarakat bukan malah menjadi pelaku,” jelas Rahman, Sabtu (4/1/25).
Menurutnya, kejadian yang sudah menjadi buah bibir di media serta masyarakat umumnya, akan menjadikan institusi Polri tercoreng buruk di mata masyarakat dan menjadi ancaman bahwa keamanan dan ketertiban bagi masyarakat tidak adalagi di institusi Polri.
“Atas kejadian ini tentu kami dari kader HMI tidak akan diam apalagi tidak melawan, karena ini suatu bentuk penghianatan demokrasi di negara Indonesia,” beber Rahman kembali.
Seperti diketahui sebelumnya bahwa, pada Kamis 2 Januari 2025, HMI Cabang Majene melakukan aksi protes di depan Polres Majene dengan dalil bahwa anggota kepolisian yang terlibat pengeroyokan terhadap kader HMI agar segera ditindak tegas dan diberikan saksi secepatnya.
Gerakan ini juga sebagai tekanan terhadap institusi Polri yang ada di Sulawesi Barat agar tidak adalagi kejadian yang serupa oknum anggota kepolisian yang bertindak arogan di tengah-tengah masyarakat.
“Maka kami meminta Kapolri agar segera turun mengevaluasi SPN yang ada di Mekkatta. Kami anggap bahwa gagal dalam mencetak, karena melahirkan oknum yang bermental preman dan juga Kapolda Sulbar dan Kapolres Mamuju harus di evaluasi karena tidak mampu mendidik anggotanya dengan baik. Juga pemecatan terhadap oknum yang terlibat pengeroyokan,” tandas Rahman. (Ptr/rls).