Aksi unjuk rasa berlangsung di bundaran Pustok Majene, Senin (27/7). Foto: Putra
Majene, mandarnews.com – Aliansi Pemuda Peduli Demokrasi (APPD) Majene melakukan unjuk rasa menyuarakan keadilan terhadap Irfan Syarif. Aksi ini digelar di Bundaran Pusat Pertokoan Majene, Senin (27/7).
Sekitar 8 orang pemuda yang terlibat melakukan unjuk rasa tersebut. Mereka dikawal oleh pihak Kepolisian Polres Majene.
Menurut Jendral lapangan Arisman, yang melatarbelakangi sehingga dilakukannya unjuk rasa tersebut adalah terjadinya pengeroyokan yang dialami Irfan Syarif, Sekretaris DPD Golkar Majene, beberapa pekan lalu di Mamuju.
“Jadi kita turun membawa demokrasi karena memang ini merupakan bagian demokrasi yang ada di Majene.
Ketika ada tindakan seperti itu, maka seharusnya pihak penegak hukum segera mengusut tuntas kejadian ini. Karena sampai saat ini kami belum mendapat konfirmasi jika sudah ditindaklanjuti pelaku pengeroyokan tersebut,” jelas Arisman, kepada awak media, usai melakukan aksi unjuk rasa.
Kata Arisman, ketika hari ini tidak ada kepekaan terhadap demokrasi, maka 10 – 15 tahun kedepan proses demokrasi akan pincang atau tindakan seperti itu akan dapat terjadi kembali di Sulbar.
“Karena kita bicara demokrasi, maka kita bicara hukum, dan harus ada contoh yang kita angkat,” tukas Jendlap tersebut.
Arisman berharap, agar penegak hukum yang ada, menegakkan hukum dengan seadil – adilnya, menegakkan demokrasi, mengusut tuntas pengeroyokan, menangkap pelaku termasuk sutradara atau dalang di balik kasus pengeroyokan tersebut.
Menurutnya, pihaknya akan melakukan unjuk rasa yang sama jika kasus belum tuntas.
” Kita akan tetap mengawal sampai kasus ini betul – betul ditangani dengan serius. Jadi ini bentuk kepekaan kita terhadap apa yang terjadi selama ini. Sehingga, dengan tindakan ini, kami berharap jiwa dari penegak hukum dapat tergugah dan mengusut tuntas kasus ini,” ujarnya.
Kata Arisman, tindakan tersebut murni karena kemanusiaan. Melihat proses demokrasi yang begitu plin – plan.
Seperti diketahui, sekertaris DPD Golkar Majene, Irfan Syarif, menjadi korban pengeroyokan di salah satu lobi hotel di Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), sekitar pukul 04 : 00 Wita, Minggu (19/7).
Irfan mengaku dikeroyok oleh orang tak dikenal yang berjumlah sekira 10 orang, saat pulang “ngopi” di salah satu warkop dan ketikan hendak masuk hotel untuk beristirahat. (Putra).