Kegiatan Balai POM Mamuju, yang menggandeng 12 OPD di Kab. Majene, Senin (12/4/2021) di hotel Villa Bogor Majene.
Majene, mandarnews.com – Balai Pengawas Obat dan Makanan (Balai POM) Mamuju mulai memperkenalkan dan membangun sinergitas bersama pemerintah daerah terkait 3 program yang akan diperlombakan di tingkat Nasional.
Sosialisasi terkait tiga program diperkenalkan melalui kegiatan advokasi kelembagaan atau komitmen pemerintah daerah dan lintas sektor serta pencanangan zona integritas yang dilaksanakan, Senin (12/4) di hotel Villa Bogor Majene.
Kepala BPOM Mamuju, Lintang Purba Jaya menyampaikan dilakukannya kegiatan tersebut sebagai bentuk untuk memperkenalkan tiga program yang akan diperlombakan BPOM di tingkat Nasional nanti.
Tidak hanya itu, melalui program ini juga diharapkan dapat meningkatkan sinergitas yang telah terbangun antara BPOM serta Pemda untuk sama – sama menyukseskan kegiatan.
“Jadi kita minta program dari dinas terkait dan kita minta gabung ke sana. Artinya kita tidak jalan sendiri Pemda pun tidak jalan sendiri. Sehingga menjadi satu langkah bersama,” jelas Lintang.
Lintang memperkenalkan jika tiga program yang akan diperlombakan tingkat nasional adalah yakni Desa Pangan Aman (Desa PAMAN), Pasar Pangan Aman, serta Pangan Jajanan Anak Sekolah Aman (PJAS).
Menurutnya, tiga program ini sebentar lagi dilaksanakan di beberapa desa yang terpilih di Kabupaten Majene dan yang mampu memberikan nilai positif maka akan diperlombakan tingkat Nasional.
“Setelah kita intervensi dilanjutkan kegiatan di desa – desa dan melakukan penilaian mana desa yang paling siap dan mendukung yang akhirnya nanti bisa dilombakan secara nasional,” kata Lintang.
Kata Lintang, tidak hanya komunitas atau kelompok yang ada di desa yang akan diintervensi atau diadvokasi tapi termasuk komunitas yang ada di sekolah serta di pasar.
“Kita berikan intervensi, kita berikan pengetahuan serta sosialisasi terkait makanan – makanan aman, higenis serta yang baik untuk dikonsumsi sehingga mampu menciptakan ratusan kader yang dapat melakukan sosialisasi secara mandiri dan mampu bersaing di tingkat nasional,” ucapnya.
Lanjut Lintang, sosialisasi di tingkat desa dapat dilakukan ke beberapa komunitas yang ada, begitupun dengan sekolah yang dapat kita sosialisasikan baik kepada kepala sekolah, siswa dan penjual jajanan sekolah.
“Sementara untuk Pasar Pangan Aman ini yang betul – betul kami kunci karena pasar semua mengintervensi, tidak hanya dari BPOM tapi semuanya. Makanya setelah sosialisasi akan dilakukan pengambilan sampel terkait pangannya mana yang mengandung bahan berbahaya. Lalu kita lakukan pemindahan kalau tidak bisa melakukan pemindahan maka turunlah metode penegakkan hukum. Artinya dia sengaja ketika kita sosialisasi tapi masih saja menggunakan bahan berbahaya. Tapi jelasnya kita lebih mengutamakan pembinaan,” tandasnya.
Lebih jauh ia mengungkap, dengan dilaksanakan kegiatan ini kader – kader nantinya dapat menjadi pilot project, seperti desa yang dapat menjadi contoh bagi desa lainnya.
“Untuk memilah makanan aman kemasan tetap kami harapkan agar masyarakat menerapkan Cek Klik yakni cek kemasan, cek label, cek izin edar dan cek kadaluarsanya. Sementara untuk makanan siap santap itu dapat dilihat dari tekstur, warna hingga aroma yang ditimbulkan dari bahan berbahaya pada makanan yang biasanya pahit dan getir diujung lidah,” tutupnya.
Melalui ini juga, Lintang mengucapkan terima kasih serta apresiasinya kepada Pemda Majene yang telah mendukung pelaksanaan ini.
Sementara, Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Majene, Suyuti Marzuki menyampaikan bahwa apa yang dilakukan BPOM Majene sangat tepat sekali.
Menurutnya, saat ini kita butuh keamanan pangan di daerah. Dan penting sehingga mampu terkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah yang terkait. Karena untuk meningkatkan nilai keamanan pangan itu, dapat ditunjang dari komposisi dari OPD.
Ia pun mengharapkan, agar BPOM terus melakukan sosialisasi dan pemantauan keamanan pangan terhadap produk – produk saat ini.
“Kita pahami banyak UKM sehingga sangat penting agar makanan yang diproduksi aman higenis serta sehat yang nantinya bakal dikonsumsi oleh masyarakat,” ungkapnya.
“Seperti hal jajan sekolah tidak sehat yang hampir setiap bulan terjadi di kota besar. Sehingga hal ini perlu terlebih dahulu diantisipasi. Dan BPOM saya rasa cukup cepat bergerak,” ujarnya.
Lanjut Suyuti, ia pun melibatkan 12 OPD untuk membantu bersinergi dengan BPOM dalam hal pengawas keamanan pangan. “Mudah – mudahan selama ramadhan juga agar lebih meningkatkan intensitasnya turun ke lapangan dan melihat langsung kondisi pangan kita, apalagi konsumsi masyarakat di bulan ramadhan meningkat” tutupnya.
(Mutawakkir Saputra)