Ia menjelaskan, penyebab keributan karena ada salah satu anggotanya yang menyuruh jurnalis keluar, sedangkan Adi menginginkan jurnalis tetap tinggal dalam ruangan supaya bisa menyebarluaskan informasi dan masyarakat tahu.
“Pemimpin itu seharusnya mengambil kebijakan kolektif dan kolegial. Jangan mau mengambil alih kebijakan sendiri layaknya kepala dinas. Kita tidak menyinggung soal penyakit, tetapi kita mnecari solusi bagaimana caranya agar pelayanan kesehatan yang buruk ini dapat teratasi,” beber Adi
Sedangkan Ketua DPRD Majene, Salmawati mengungkapkan, jika menyinggung pelayanan pasti ada kaitannya dengan penyakit seseorang.
“Saya tahu saya bodoh dan saya terima tapi jangan dikatakan sampai melabrak meja. Ini tempat yang terhormat, sampaikanlah kalimat dengan terhormat pula. Saya perempuan, saya juga punya etika. Mudah-mudahan dengan kejadian ini saya bisa menjadikan pembelajaran dan menjadikan ilmu. Sekali lagi saya mohon maaf atas kejadian ini,” papar Salmawati.
Sementara itu, anggota Komisi III DPRD Majene, Rahmatullah menerangkan, insiden seperti itu adalah hal yang wajar di DPRD.
“Pihak eksekutif harus terbiasa dengan hal itu, khususnya yang ada di bidang pelayanan masyarakat, seperti yang membidangi masalah kesehatan dan pendidikan,” tutup Rahmatullah. (Putra)
Editor: Ilma Amelia