
Polman, mandarnews.com – Pantai Mampie di Dusun Patoreang Mampie, Desa Galeso, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar (Polman) merupakan salah satu pantai tempat penyu bertelur.
Pagi tadi, Senin 27 Maret 2017 warga menemukan telur penyu yang ditimbun dengan pasir induknya. Mahasiswa Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) yang sedang menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (PPM) dan reguler di desa itu berkesempatan terlibat dalam upaya penyelamatan telur penyu itu dari pemangsa (predator).
Bersama pemerhati penyu, Yusri Mampie mengevakuasi telur tersebut ke tempat lebih aman dari predator. Seperti biawak, anjing dan manusia yang memperjual belikan telur penyu itu.
“Kita evakuasi ketempat lebih aman,” kata Yusri.
Puluhan telur penyu itu kemudian dibuatkan lubang buatan yang berada di tepi pantai. Yusri bersama mahasiswa membuatkan tempat telur itu akan menetas seluas 1×1 meter.
Ditengah tempat itu dibuatkan lubang sedalam sekitar 50 cm yang pada bagian dasarnya dibuat lebih luas. Seluruh telur yang berjumlah 90 tersebut kemudian dimasukkan ke lubang itu dengan sangat hati-hati.
Selanjutnya, telur itu kemudian ditimbun dengan pasir murni. Tanpa ada sampah atau batu kecil agar lubang buatan tersebut mirip lubang alami. Selanjutnya, tempat itu kemudian diberi pembatas jaring sebagai penanda dan pelindung dari predator.
“Kalau cuacanya (suhu) panas, bisa 40 hari baru menetas. Kalau cuaca normal, paling cepat 50 hari atau bahkan sampai 60 hari,” ungkapnya.
(Mahasiswa Unsulbar sedang menyimak penjelasan Yusri)
Setelah semuanya selesai, Yusri bersama mahasiswa yang berjumlah belasan tersebut menuju lokasi penyu itu bertelur. Ia menjelaskan kepada mahasiswa, penyu yang bertelur itu mengalami kesulitan saat ingin bertelur karena abrasi.
“Sempat lama berputar-putar selama hampir satu jam lebih hingga penyu ini temukan lokasi yang tepat untuk bertelur. Penyu sulit menuju lokasi aman dari air laut,” jelas Yusri.
Menurut Yusri, berdasarkan jejak penyu di pasir pantai, diperkirakan ukuran badan penyu itu sekitar 43 cm. Jika dihitung mulai dari ujung tungkainya, ukurannya sekitar 65 cm.
Mahasiswa yang terlibat dalam upaya penyelamatan generasi penyu tersebut merasa sangat senang. Menurut Sekertaris Kordinator Desa Galeso, Aco Muhammad Nizar, ini pengalaman sangat berharga.
“Kita bisa mengetahui cara penyu bertelur, habitatnya dan semua tentang penyu. Menyelamatkan telur penyu agar tidak dimangsa predator itu kami merasa bangga, bisa ikut serta. Sebenarnya, ini juga masuk di program kerja kami, ya Alhamdulillah, tepat hari ini kami bisa dilibatkan,” kata mahasiswa jurusan teknik sipil ini. (Irwan)