Andi Karaeng.
Mamasa, mandarnews.com – Menganggap wirausaha lebih menjanjikan. Demikian pendapat alumni Universitas Sarjanawiyata, Yogyakarta Andi Karaeng (31 tahun) yang memilih untuk menekuni usaha Kios GNB Mitra Tani setelah kembali ke kampung halamannya di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar).
Tepat usia 24 tahun, Andi Karaeng usai menyelesaikan pendidikannya di Universitas Sarjanawiyata (Jogja) Fakultas Psikologi dirinya mulai memutuskan usaha kecil-kecilan dengan mendirikan Kios GNB Mitra Tani tepat di Pusat Kota Mamasa kendati harus menumpang di rumah keluarganya.
Hanya membanyar listrik dan air perbulan dan tidak membanyar sewa tempat menjadi kesempatan baik bagi Andi Karaeng dalam mengembangkan usaha miliknya yang dirintis sejak Januari Tahun 2010.
Dengan modal awal Rp 5.000.000 dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan BPKB Motor rekannya menjadi agunan. Begitulah tekad Andi Karaeng merancang usaha yang menjual keperluan petani di Mamasa. Tiap bulan dari pinjaman ke BRI Unit Sumarorong harus membanyar Rp 266.000 dalam kurun waktu 23 bulan.
Setelah usah mulai berkembang, Andi Karaeng kembali mencari tempat yang dinilai strategis. Jalan Pendidikan Tatoa’ nomor 6A (Samping Rujab Bupati) akhirnya menjadi pilihan untuk mendirikan kios GNB Mitra Tani miliknya.
Menurut Andi Karaeng saat dijumpai di tempat usahanya, Senin 19 Februari 2018, bangunan atau tempat usaha bisa didirikan karena sumbangan keluarga. Baik itu kayu bangunan dan penggalian. Saat pengambilan kayu, dirinya hanya membantu biaya memotong kayu.
“Saya juga tidak menyangka dibalik rencana selalu ada kemudahan dari Tuhan yang menghampiri. Saya bertekad menekuni wirausaha ketimbang menjadi honorer dengan gaji Rp 350.000/bulan karena hitung-hitungan pendapatan lebih jelas,”tuturnya.
Setelah bangunan kios tuntas, ia kembali mengambil KUR BRI Unit Mamasa Rp 20.000.000 guna menambah jumlah dagangan miliknya. Setelah tujuh tahun mengembangkan usaha tersebut, Andi Karaeng mulai merekrut satu karyawan untuk membantu menjaga kios sembari dirinya kembali merancang usaha lainnya disektor perkebunan, yakni tanaman kopi dan alpokat.
Adapun pendapatan dari Kios GNB Mitra Tani yang dijalankan hingga tahun 2018 telah mencapai Rp 3.500.000 per bulan.
“Walaupun pendapatan belum seberapa tapi saya puas karena jika honorer mungkin sampai sekarang saya belum jadi PNS sebagaimana teman-teman lainnya,” kuncinya. (Hapri Nelpan)