Ki-ka : Yessy Syarif Tola (Ketua Bhayangkari Polsek Sendana), Aipda Ismail, beserta dua anggota Bhayangkari Sendana (saat memandikan Akhmad di dalam gubug) dan Kapolsek Sendana, AKP Achmad. ST. Foto : Haslan
Sendana, mandarnews.com – Melakukan kegiatan sosial, Bhayangkari Polsek Sendana kunjungi warga pengidap gangguan jiwa, Akhmad (36) di Dusun Bo’di (sekarang Dusun Tullubulang Timur) Desa Tallu Banua Utara, Kecamatan Sendana Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat (Sul-Bar), Rabu (25/07).
Dalam kunjungannya ketua Bhayangkari Polsek Sendana, Yessy Syarief Tolah, SH merasa prihatin atas warga Desa Tallu Banua tersebut sehingga ada keinginan untuk bisa membantu Akhmad berobat.
“Sewaktu masih di Pasangkayu tepatnya di Polsek Bambalamotu, kami sebagai ibu-ibu Bhayangkari kerap melakukan kegiatan sosial salah satunya membantu warga yang mengalami gangguan jiwa untuk memfasilitasi berobat, dan kali yang sama di wilayah Polsek Sendana akan mencoba memfasilitasi pak Ahmad untuk berobat. Dan InsyaAllah akan mencoba bersinergi dengan organisasi perempuan di Kecamatan Sendana, seperti Ibu-ibu persit, PKK, meski butuh waktu karena baru sebulan bapak (red-AKP Achmad. ST) bertugas disini,” jelas Yessy.
Sementara Kapolsek Sendana, AKP Achmad ST., yang juga turut serta mengunjungi warga Bo’di, Ahmad, yang mengalami gangguan jiwa tersebut, juga menyempatkan menyuapi makanan ke Ahmad sambil mengelus-elusnya.
AKP Achmad juga mencoba memberi nasehat kepada keluarga Akhmad untuk merawatnya dengan ikhlas dengan kasih sayang.
Ya, saudara Akhmad yang mengalami gangguan jiwa butuh kasih sayang sehingga butuh juga kesabaran menghadapi dan merawatnya. Jadi perlu edukasi kepada keluarga Akhmad sehingga tidak ada risih dalam merawatnya, sehingga bisa secepatnya sembuh.
Dan jika keluarga mengizinkan saya selaku Kapolsek Sendana, akan mencoba memfasilitasi Akhmad untuk berobat, tentunya dengan bersinergi dengan Dinas Sosial Kabupaten Majene,” jelas AKP Achmad ST., yang belum genap sebulan menjabat sebagai Kapolsek Sendana.
Ada hal menarik di sela-sela kunjungan ini, dimana lagi-lagi Aipda Ismail yang juga anggota Polsek Sendana yang sering melakukan kegiatan sosial seperti membantu warga yang membutuhkan, ternyata sering mengunjungi Akhmad, untuk memandikan dan memberinya makan.
Hal ini dikatakan Hasna -saudara Akhmad- bahwa Aipda Ismail sering mengunjungi Akhmad untuk sekedar memberi makan dan memandikannya.
Sementara keponakan dari Akhmad, Lil Ansar yang ternyata Mahasiwa Unsulbar, jurusan Ilmu Politik ini menceritakan bahwa pamannya tersebut pada awal mengalami gangguan jiwa sekitar tahun 2014 – 2015.
“Sebelumnya dia hidup normal bahkan sempat berumah tangga dan dikaruniai 2 anak perempuan dan 2 anak laki-laki, yang saat ini anak pertamanya sudah Kelas 2 SLTP sedangkan anak bungsunya belum bersekolah, yang saat ini bersama ibu kandungnya di BanuBanua Poniang, Desa Tallu Banua,” tutur Lil Ansar.
Akhmad bahkan sempat bekerja di Mamuju dan Makassar sebagai buruh bangunan.
Akhmad juga sudah beberapa kali dibawa berobat dimakassar, bahkan sempat dimasukkan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) selama satu tahun, setelah sempat sembuh akhirnya Akhmad di pulangkan.
Namun tidak lama berselang penyakitnya kambuh lagi, bahkan lebih para dari sebelumnya. Suatu waktu dia telanjang hanya menutupi kemaluan, menyusuri jalan di kampungnya, dengan parang di pinggang serta tombak di tangan melempari pengendara motor yang melewatinya.
Akhmad juga sempat melukai ibu kandungnya dengan mengait menggunakan alat panen kakao.
Sehingga pihak keluarga Akhmad berinisiatif untuk memborgol tangan dan kaki Akhmad, agar tidak meresahkan warga dan diasingkan di belakang rumah salah satu saudara Akhmad di sebuah gubug sekira berukuran 1 x 2 meter.
Sementara Kasi pemerintahan Desa Tallu Banua Utara, Muliadi saat ditemui di Kantor Desa Tallu Banua Utara, memberi penjelasan, sebenarnya sudah pernah memfasilitasi Akhmad untuk berobat melalui warga Desa Tallu Banua yang kebetulan bekerja di Dinas Sosial, namun ternyata sampai saat ini belum bisa disembuhkan. (Haslan)