Suasana pembukaan Pelatihan Dasar Tagana
Mamasa, mandarnews.com – Badan Pekerjaan Majelis Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPMS-GTM) memprakarsai pelatihan Taruna Siaga Bencana (Tagana) bekerjasama dengan unsur Tagana Rajawali.
Wakil Bupati Mamasa, Martinus Tiranda dalam pembukaan kegiatan tersebut, Kamis (28/3/2019) di Aula GTM menyampaikan apresiasinya terhadap Tagana Rajawali sebab telah melibatkan diri dalam pelatihan yang berlangsung.
“Pelatihan ini bertujuan bagaimana menjadi agen penolong sesama manusia, sebagaimana diketahui bahwa Mamasa sangat rentan dengan bencana,” ujar Martinus Tiranda.
Ia melanjutkan, pengetahuan tentang bencana sangat dibutuhkan untuk meminimalisir efek atau dampak bencana sehingga tidak lagi muncul ketakutan yang berlebihan.
“Ada tiga hal yang harus dimiliki oleh peserta, yakni menolong, membantu dan mendoakan sesama,” kata Martinus Tiranda.
Ia berpendapat, pelatihan Tagana ini penting karena fenomena alam yang terjadi di Mamasa sangat merisaukan. Dengan adanya pengetahuan tentang bencana tentu akan melahirkan relawan-relawan yang handal.
Ketua Panitia, Deppatola Pawai, S.Th menjelaskan, pelatihan yang berlangsung dari tanggal 28-30 Maret 2019 ini dihadiri oleh lebih dari 500 orang yang berasal dari 66 klasis lingkup GTM.
“Kegiatan yang dilakukan merupakan bagian dari menumbuhkan rasa kepedulian antar sesama yang kelak melahirkan tim Peduli Kasih, sebagaimana hasil pertemuan PGI beberapa waktu lalu,” sebut Deppatola.
Perwakilan Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Barat, Gamaliel, turut mengapresiasi antusiasme peserta di Mamasa karena menyumbang jumlah peserta terbanyak selama kegiatan ini diadakan.
“Jika dalam pelatihan dasar yang berlangsung ada peserta yang berprestasi, maka akan diteruskan pada pelatihan tingkat nasional,” tukas Gamaliel.
Kedepannya, kata Gamaliel, baiknya jadwal pelatihan ditambah menjadi lima hari, sebab waktu pelatihan dasar tiga hari dirasa sangat singkat. Terlebih lagi, dengan adanya waktu yang cukup tentu akan ada ilmu tambahan dari pendamping pelatihan.
Sementara itu, Ketua Yayasan Rajawali Tagana RRI (Relawan Rajawali Indonesia), Pdt. Didimus Fringkeu M.Th dalam sambutannya juga mengatakan, pelatihan unsur Rajawali yang berlangsung merupakan angkatan ke-46 dari gereja ini.
“Tagana Rajawali mempersiapkan generasi untuk turun ke lapangan dalam menolong korban-korban bencana disertai nilai kemanusiaan yang berlandaskan kasih tanpa membeda-bedakan siapa yang mesti dibantu, entah itu kulit hitam, rambut lurus, keriting, dan lain sebagainya,” tutur Pdt. Didimus.
Ia berpesan, menjadi relawan harus memiliki nilai pengorbanan dan ketulusan hati, sebab orang yang memilikinya akan memiliki masa depan dan diberkati Tuhan.(Hapri Nelpan)
Editor : Ilma Amelia