Majene, mandarnews.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Majene menggelar ekspose data potensi desa (Podes) dan sekaligus melakukan sosialisasi sensus penduduk 2020 (SP2020). Eskpose Podes ini dibuka secara resmi oleh Bupati Majene, DR. Fahmi Massiara, MH, di Sandeq Room Hotel Villa Bogor, Selasa (4/12).
Di atas podium, sebelum membuka secara resmi ekspose data Podes, terlebih dahulu mengabsen kehadiran peserta, terutama para kepala organisasi perangkat daerah (OPD). Saat mengabsen, tidak hadir kepala PMD dan Kominfo, dan tidak ada yang menunjuk tangan mewakili, sehingga Bupati meminta kepada panitia agar dua intansi tersebut dihubungi via telepon. Ia juga meminta laporan kehadiran kepada BPS sebagai penyelenggara kegiatan.
Undangan yang disebar BPS untuk mengikuti kegiatan ini terdiri dari Kepala Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Kepala Bapeda, Camat seKabupaten Majene, serta Kepala Desa/Kelurahan seKabupaten Majene.
“Saya cepat datang karena terkait dengan database. Pelaksana kegiatan BPS di situ gudangnya data. Kalau saya mau cuek saya kirim saja staf ahli, hari ini ada 5 acara saya,” kata DR. Fahmi Massiara, Bupati Majene.
Dari 82 desa/kelurahan di Kabupaten Majene hanya 9 orang yang tunjuk tangan ketika Bupati mengabsen. Tapi, saat kegiatan inti berlangsung, setelah acara pembukaan, para kades/lurah sudah berdatangan.
Kegiatan ini menghadirkan tiga orang pemateri. Secara urutan tampil membawakan materi, yakni kepala Bidang Statistik Sosial BPS Sulbar Heni Djumadi, Pendamping Desa Arya, dan Kepala BPS Majene Syihabuddin.
Heni Djumadi memaparkan data Podes tahun 2014. Terdiri dari Gambaran kondisi Kabupaten Majene tahun 2014 yakni sebanyak 13 desa terkena dampak banjir, sebanyak 5 desa terjadi perkelahian massal, 40 desa ada warga tidak menggunakan listrik, dan 6 desa ada warga dipasung. Jangkauan seluler, potensi pertanian, dan potensi pencemaran termasuk dalam data podes yang dieskpose.
Arya sendiri membawakan materi tentang dana desa. Ia menyebut bahwa dana desa sebenarnya ada dana stimulan untuk meransang desa agar bisa bertumbuh dan memiliki pendapatan yang lebih besar. Ia juga menjelaskan proses pengalokasian dana desa yang ditinjau dari berbagai asfek sehingga tidak semua desa memiliki besaran dana desa yang sama.
Pada kesempatan ini, Arya juga menyebut dana desa bakal bertambah apda tahun 2019. Diperkirakan berjumlah 73 triliun dan itu terbagi kepada kelurahan. Untuk Majene, dana desa yang diterima sekitar Rp 53 miliar tahun 2018. Sedangkan tahun 2019, Majene akan mendapatkan dana desa sekitar Rp 64 miliar.
Sedangkan Syihabuddin, kepala BPS Majene menyampaikan materi tentang persiapan sensus penduduk tahun 2020. Ia menyebut, ada tiga prinsip dasar pelaksanaan sensus penduduk 2020 (SP2020) yakni, akurat, benchmark, dan komprehensif. Misi yang diemban, data hasil SP2020 menjadi sumber data yang berkualitas up to date, relevan, dan efektif dari segi biaya. Data hasil SP2020 menyajikan realitas populasi dan sosial ekonomi sebagai dasar pembuatan kebijakan berbasis fakta sampai tingkat pemerintahan terendah.
Syihabuddin juga mengungkap bahwa akan dilakukan perekrutan petugas pencacah. Rekruitmen ini akan dilakukan secara terbuka. Rekruitmen akan dilakukan pada 2019.
Penulis : Rizaldy