Mamasa, mandarnews.com- Berbagai macam permainan rakyat khas Mamasa seperti tenta, gasing, dan sibussun diperlombakan menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) ke-17 Kabupaten Mamasa, Kamis (7/3/2019).
Bupati Kabupaten Mamasa Ramlan Badawi yang hadir dalam perlombaan tersebut pun meminta agar permainan rakyat semacam ini dapat ditingkatkan.
“Permainan rakyat ini adalah langkah awal dan harus ditingkatkan dengan cara sering ditampilkan pada acara-acara besar, seperti HUT RI dan berbagai kegiatan lainnya agar nilai budaya di setiap kegiatan lebih berkesan,” kata Ramlan Badawi.
Meskipun belum semua kecamatan di Mamasa mengikuti perlombaan permainan rakyat tersebut, namun Ramlan Badawi berharap ke depannya semua kecamatan dapat ikut dan terlibat dalam pagelaran seni maupun budaya.
Sedangkan Wakil Bupati Kabupaten Mamasa Martinus Tiranda menggunakan kesempatan tersebut untuk menjelaskan mengenai permainan rakyat yang ditampilkan.
“Tenta dan gasing dilakukan oleh orang tua pada masa-masa tertentu. Konon dahulu permainan tersebut dilakukan setelah panen sebagai bentuk ungkapan rasa senang,” ujar Martinus Tiranda.
Tenta merupakan mainan yang terbuat dari kayu dengan tumpuan kaki di kedua kayu, sedangkan gasing terbuat dari kayu yang diukir sehingga berbentuk segitiga bundar dilengkapi penyangga tali yang dililitkan untuk membuat gasing berputar.
“Sibussun sendiri adalah permainan saling dorong menggunakan bambu khas Mamasa yang filosofinya juga sebagai bentuk keceriaan,” sebut Martinus Tiranda.
Kepala Bidang (Kabid) Promosi Seni dan Perfilman Dinas Pariwisata Kabupaten Mamasa Arvin Ital Putra menjabarkan, tenta, gasing, dan sibussun yang ditampilkan ini bertujuan untuk mengangkat potensi wisata Mamasa.
“Juga sekaligus menghibur dan mengajak masyarakat Mamasa untuk terlibat langsung dalam permainan rakyat yang ditampilkan,” tukas Arvin Ital Putra.
Di samping itu, pihaknya akan turut berusaha mendorong wisata yang ada di Kabupaten Mamasa dan berharap tahun depan item-item kegiatan budaya dapat bertambah.
Jemi Paotonan selaku salah satu peserta permainan rakyat menuturkan, kegiatan seperti ini mengajak masyarakat untuk tetap melestarikan permainan orang tua dahulu.
“Selain itu, permainan ini juga memberikan rasa syukur atas permainan yang ditinggalkan oleh nenek moyang. Semoga Pemkab Mamasa selalu mengadakan permainan rakyat untuk menjaga kelestarian budaya Mamasa,” harap Jemi Paotonan.
Salah satu penonton pagelaran permainan rakyat bernama Bongga berpendapat, permainan rakyat yang dipertontonkan tersebut sudah hampir punah.
“Anak jaman sekarang hanya menyukai permainan yang modern, baik permainan online maupun offline yang dimainkan di android jadi permainan rakyat sudah jarang dimainkan,” kata Bongga.
Ia turut berharap, permainan rakyat ini bisa terus digelar agar menjadi pemantik bagi generasi millenial untuk selalu melestarikan permainan tersebut.
Laporan : MG-2
Editor : Ilma Amelia