Apabila ada data, dikemukakan I Ketut, atau informasi terbaru terkait Covid-19 dari aspek kesehatan hewan, pihaknya akan segera sampaikan ke masyarakat.
Pernyataan Ketut tersebut diamini oleh Tri Sayta Putri Naipospos, Ketua Komisi Ahli Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner, dan Karantina Hewan.
“Berdasarkan laporan dari otoritas pemerintah yang membidangi kesehatan hewan di Hongkong, telah ditemukan kasus positif lemah pada anjing milik pasien positif Covid-19 dan anjing tersebut tidak menunjukan gejala sakit,” ucap Tri.
Sampai saat ini, tambahnya, tidak ada bukti penularan Covid-19 dari hewan ke manusia. Fakta awal yang menunjukkan keterkaitan dengan satwa liar, dalam hal ini kelelawar masih dalam penelitian lebih lanjut.
Hal senada dibeberkan NLP Indi Dharmayanti selaku Kepala Balai Besar Penelitian Veteriner (BBLitvet) Kementan.
“Masih perlu waktu untuk memastikan apakah virus penyebab Covid-19 (SARS CoV2) berasal dari hewan dan kemudian menulari manusia atau bersifat zoonosis,” ungkap Indi.
Ia memaparkan, pihaknya telah bekerjasama dengan Ditjen PKH dan dinas yang membidangi fungsi kesehatan hewan Depok dalam memeriksa 13 sampel dari 2 anjing dan 1 kelinci milik pasien positif Covid-19 di Depok dan hasilnya negatif pada bebeberapa kali pemeriksaan.
“Dari beberapa publikasi, memang terdapat data yang menunjukan bahwa virus penyebab Covid-19 mempunyai kedekatan genetik dengan virus yang terdapat pada kelelawar. Namun masih perlu studi lebih lanjut untuk memastikan perannya dalam penularan,” imbuh Indi.
Menurutnya, penularan antar manusia merupakan rute utama penyebaran, namun penelitian di hulu (pada hewan) terkait potensi zoonosis tetap perlu dilakukan sebagai langkah kesiapsiagaan untuk masa yang akan datang.
Editor: Ilma Amelia