Petugas Dinkes melakukan fogging
Binuang, mandarnews.com – Demam Berdarah Dengue (DBD) kian menghantui masyarakat Desa Batetangnga Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali Mandar. Tercatat wabah DBD ini telah merenggut satu nyawa warga Desa Batetangnga dan belasan lainnya juga terjangkit penyakit serupa.
Untuk itu, Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Polewali Mandar melakukan fogging untuk kedua kalinya, Senin (3/12/2018).
Kepala Diskes Polewali Mandar Suaib Nawawi yang turut menghadiri pelaksanaan penyemprotan ini mengatakan, wabah DBD di Desa Batetangnga ini sudah masuk kategori Kejadian Luar Biasa (KLB).
“Ini sudah masuk KLB, oleh karena itu fogging dilakukan secara menyeluruh, bukan hanya rumah penderita dan radius 100 m dari rumah penderita tapi secara keseluruhan,” ujar Kadiskes Suaib Nawawi kepada awak media.
Ia menuturkan, di Desa Batetangnga banyak ditemukan tempat penampungan air, ban bekas, kaleng, dan gabus yang merupakan wadah yang berpotensi menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aegypti.
“Kalau difogging hanya bersifat sementara, yang mati hanya nyamuk dewasa, larva dan jentik tidak. Kalau difogging terus risikonya nyamuk akan resisten atau kebal, makanya penyemprotan dilakukan hanya pada kasus tertentu,” kata Kadiskes Suaib Nawawi.
Kadiskes Suaib membeberkan kemungkinan akan ada satu atau dua kali penyemprotan lagi minggu depan karena jarak tiap penyemprotan per minggu.
Lanjut dikatakan, Desa Batetangnga adalah daerah endemik karena pemukiman penduduk yang hampir boleh dikatakan kumuh.
“Hal yang paling penting dilakukan oleh masyarakat adalah menata dan membersihkan lingkungan, melakukan 3 M yaitu menutup tempat penampungan air, mengubur barang-barang yang bisa jadi sarang nyamuk, dan menguras kolam atau bak mandi,” pesan Suaib Nawawi.
Sumiati, staf Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Binuang menyebutkan, pihaknya akan mengobservasi lagi Desa Batetangnga setelah penyemprotan ini.
“Dari situ kita bisa menentukan langkah apa yang akan diambil selanjutnya, ” tukas Sumiati.
Ia menambahkan, selain Desa Batetangnga, warga yang terjangkit DBD ada juga yang berasal dari Desa Mirring yang termasuk daerah endemik.
“Dari 19 orang yang terjangkit, satu orang dari Desa Mirring, tapi keadaannya sudah mulai membaik. Sudah banyak yang sembuh, sekarang tinggal empat orang dirawat di Puskesmas dan satu orang di RSUD Polman,” ungkap Sumiati.
Salah satu warga bernama Hj. Hawiah menguraikan, kejadian DBD ini baru pertama kali terjadi. Selama ini tidak ada warga Desa Batetangnga yang terjangkit, bahkan sampai ada yang meninggal.
“Barusan tahun ini ada begini (DBD), tahun-tahun kemarin tidak. Tapi memang sudah beberapa tahun tidak pernah lagi disemprot, kalau dulu selalu disemprot,” ujar Hj. Hawiah kepada mandarnews.com.
Reporter : Ilma Amelia