Majene – Aliansi pemuda dan mahasiswa peduli Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) kembali mendatangi Polres Majene, Senin 14 November 2016 sore. Mereka mendatangi Unit Tindak Pidana Korupsi (Tipidkor) Sat Reskrim Polres untuk mempertanyakan proses hukum dugaan Pungutan Liar (Pungli) di Unsulbar saat pelaksanaan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) pada 21 sampai 24 Agustus 2016 silam.
Selain itu, massa yang berjumlah belasan tersebut membagikan selebaran kepada pengguna jalan yang melintas di depan Polres. Aksi itu dilakukan karena tidak menginginkan lagi kasus yang mencoreng nama baik kampus pertama yang berstatus negeri di Sulawesi Barat itu terjadi lagi.
“Kami menginginkan Unsulbar baik kedepan tanpa ada pemerasan, penindasan dan pengekangan sehingga roh demokrasi hidup di Kampus Unsulbar,” kata pemimpin aksi, Ramli.
Pada aksi itu, aliansi juga menyampaikan desakan kepada Polres Majene. Mereka mendesak agar penanganan kasus tersebut dipercepat. Menurut Ramli, semua yang terlibat dalam dugaan pungli yang dilakukan oknum mahasiswa dan oknum birokrasi kampus harus diproses.
“Usut tuntas dugaan pungli yang dilakkan oleh oknum panitia PKKMB Unsulbar dan oknum yang terkait. Polres Majene harus tegas dan mempercepat proses hukum terhadap oknum yang terlibat. Proses hukum harus transparan dan segera ditingkatkan hingga dan dimeja hijaukan dan hilangkan mafia di Kampus Unsulbar,” tegas Ramli.
Hingga saat ini, Tipidkor Sat Reskrim Polres Majene telah memeriksa sejumlah orang terkait kasus tersebut. Termasuk Suprianto selaku ketua panitia dari mahasiswa dan Ketua Koperasi Mahasiswa (Kopma) Rahman yang dijadikan dasar dalam melakukan pungutan tersebut. (Rizaldy)
Baca tautan lengkap berita dugaan pungli Unsulbar : Dugaan Pungli Unsulbar