Dua wartawan Tempo ditugaskan medianya untuk mencari wisata pantai di wilayah Indonesia dan pilihannya jatuh pada pesisir pantai Majene. Keberadaan dua wartawan Jakarta ini selama seminggu didampingi wartawan Mandar News.
Kedua wartawan salah satu Media ternama di Indonesia ini memilih Majene sebagai tempat peliputan alasannya selain pantainya yang indah kedua penulis dan potografer ini penasaran dengan Perahu Sandeq. Ini diakui Gadi Makitan satu dari dua wartawan Tempo itu.
Dia mengatakan, ketertarikan ini berawal ketika dia membaca buku salah satu budayawan Mandar yakni Muhammad Ridwan Alimin yang bercerita tentang perahu Sandeq. Gadi mengaku penasaran wujud asli Sandeq yang bisa keliling dunia hanya menggunakan layar tanpa mesin itu.
Menurutnya perahu sandeq dan suku Mandar pesisir sangat erat kaitannya berdasarkan sejarah yang ada.
Tentang pantai Majene, Pria lulusan S1 Universitas Brawijaya Malang ini, mengaku takjub dengan keindahannya.
"Hanya saja butuh penataan dari pemerintah tentunya bekerja sama dengan masyarakat," kata Gadi.
Kini kedua wartawan itu telah menyelesaikan tugasnya dan pulang ke Jakarta. Baru dua hari di Jakarta, Gadi menelpon mengaku kangen dengan Mandar terutama keramahtamahan warganya serta kuliner Mandar seperti Jepa, Gogos, Tuppi, dan Tallo Panyunyu serta sambal khas mandar, yang ia rasakan ketika dijamu di salah satu rumah warga Lembang Desa Limbua.
Seminggu di Mandar membuat dua wartawan Tempo, yang baru pertama kali menginjakan kaki di tanah Mandar ini berharap suatu saat nanti mereka dapat kembali menikmati keindahan panorama pantai Majene tentu dalam kondisi sudah tertata.
Selama tujuh hari -15 oktober hingga 22 oktober- keduanya meliput di pantai Majene, dari Somba hingga Rangas.(haslan)