Muhammad Asse di antara para siswa eksodus dari Palu
Wonomulyo – Sebanyak empat orang siswa eksodus korban gempa, tsunami dan likuifaksi di Sulawesi Tengah belajar di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Wonomulyo.
Masing-masing siswa tersebut adalah Hendra Hermansyah dan Sarmila, mereka adalah siswa kelas IX Madrasah Tsanawiyah (MTs) Bina Potensi. Mereka masih mempunyai ikatan keluarga dan tinggal di Jln. Darussalam Kecamatan Palu Utara Kota Palu.
Dua siswa lainnya adalah Dwi Syahra Ramadhani siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Palu yang beralamat di Jln. Lele Mina Kota Palu, dan Muhammad Alif siswa kelas VII SMP Negeri 4 Palu.
Saat ditemui di SMP Negeri 1 Wonomulyo, Sabtu (13/10/2018), mandarnews.com berhasil bertemu dengan ketiganya. Satu di antaranya, yaitu Muhammad Alif belum masuk sekolah karena sedang merawat orangtuanya yang tengah diopname di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Polewali Mandar.
Sarmila, salah seorang siswa mengaku dirinya datang di Polewali Mandar bersama orang tuanya pasca bencana yang menimpa Sulawesi Tengah. Saat ini, Sarmila tinggal di Desa Kediri Kecamatan Wonomulyo.
“Saya ke Polman beserta orangtua, sementara tinggal di rumah kakak di Kediri,” ujar Sarmila.
Hal senada diungkapkan Hendra Hermansyah yang juga tinggal untuk sementara di rumah kakaknya Sarmila yang notabene merupakan pamannya.
Ketika ditanya soal perasaannya bersekolah di Wonomulyo, Hendra Hermansyah menjawab kalau ia senang dapat belajar di SMP 1 Wonomulyo.
“Saya senang sekolah di sini. Teman-teman di sini baik-baik, ” kata Hendra Hermansyah.
Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Wonomulyo Muhammad Asse S.Pd., M.Pd membeberkan, siswa eksodus dari Sulawesi Tengah ini diberikan kemudahan untuk bersekolah di SMP Negeri 1 Wonomulyo.
“Siswa ini dikasih kemudahan, tidak diminta ijazah ataupun rapor karena mempertimbangkan sekolahnya yang terdampak bencana,” tukas Muhammad Asse.
Bagi siswa kelas IX yang akan mengikuti Ujian Nasional tahun depan, Muhammad Asse mengungkapkan, akan menunggu keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait hal itu.
“Untuk kebijakan menjadi peserta ujian, kita akan menunggu keputusan Menteri karena untuk menjadi peserta harus terdaftar lewat online sedangkan sekolah asal belum bisa melakukan. Jadi untuk sementara masih nitip belajar,” jelasnya.
Untuk membantu meringankan beban para siswa, guru-guru SMP Negeri 1 Wonomulyo berinisiatif mengumpulkan dana untuk dibelikan perlengkapan sekolah berupa alat tulis dan pakaian seragam. Bantuan tersebut telah diberikan pada siswa pada Sabtu kemarin.
Repoter : Ilma Amelia