
Gambar iilustrasi kecelakaan motor vs mobil. Sumber : Tirtamedia.
Majene, mandarnews.com – Kecelakaan yang melibatkan kendaraan roda empat milik anggota DPRD Kabupaten Majene inisial J, dengan warga Desa Puttada, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene anak dari Ahmad Karim yang menggunakan kendaraan roda dua hingga meninggal dunia sekira bulan Juli, tahun lalu (2023) kembali menjadi buah bibir.
Salah seorang aktivis sosial Kabupaten Majene juga bekerja sebagai wartawan, Fajaruddin memberi penjelasan bahwa penyelesaian secara kekeluargaan tidak menjamin proses hukum selesai begitu saja.
“Semua atur damai jangan menganggap proses hukum telah selesai, namun untuk menguji apa dia tidak bersalah atau bersalah itu harus melalui proses pengadilan,” jelasnya.
Sementara pihak keluarga ayahanda korban, Ahmad Karim (44 tahun) saat ditemui di kediamannya, Selasa (29/10/24) mengaku kurang puas atas apa yang dibantu J selama anaknya meninggal.
“Sebenarnya saya secara pribadi ingin melanjutkan proses hukum yang mengakibatkan anak saya meninggal, apalagi anggota dewan yang terlibat hingga anak saya meninggal, janjinya tidak sesuai dengan apa yang kami harapkan,” jelas Ahmad Karim.
Ahmad karim mengisahkan bahwa J pernah ke rumahnya dan mengaku akan menanggung seluruh biaya kematian korban, namun sayangnya tidak sesuai harapan.
Bahkan menurut ibu dari almarhum, Rasia (40 Tahun) mengaku bahwa mereka harus mengutang di bank untuk menutupi seluruh biaya kematian dan biaya hidup keluarga mereka.
Rasia yang juga bekerja sebagai penjual sayur-sayuran di pasar, harus mengojek ke pasar, karena kendaraan roda 2 yang di pakai anaknya kecelakaan belum bisa di perbaiki, karena tidak ada ongkos.
“Saya sudah 2 kali ke rumahnya pak J. Namun belum pernah ketemu, saya hanya bertemu orang tuanya dan mengatakan nanti saya sampaikan ke pak J, terakhir saya ke sana bulan lalu. Namun sampai saat ini belum ada tanggapan,” tutup Rasia.
Sementara J anggota DPRD Majene, saat di konfirmasi melalui telepon WhatsApp mengaku bahwa pada waktu itu korban dia tidak tabrak.
Namun dia menabrak kendaraan yang di bawa supirnya.
“Korban yang menabrak mobil saya. Namun saya tidak mencari siapa benar siapa yang salah, dengan spontan pada waktu itu dengan alasan kemanusiaan, kami langsung membawa korban ke-Puskesmas kemudian di rujuk RSUD Majene, hingga ke Makassar,” jelasnya.
Namun sekitar seminggu di Makassar, pihak keluarga membawanya pulang, karena katanya sudah sembuh. Tapi takdir berkata lain, tidak lama dari Makassar, korban meninggal dunia.
(Hsln)