Para petugas haji dari 39 kloter dalam wilayah sektor satu Syisyah diundang rapat pertemuan di kantor Sekretariat Sektor Satu yang berada di lantai M Hotel Tayyib, Mekah, Kamis (06/06/2024)
Mekkah – Seluruh Ketua Kelompok Terbang (Kloter), Pembimbing ibadah (BIMBAD), Dokter dari 39 Kloter yang berada dalam wilayah sektor satu Syisyah diundang rapat pertemuan di Kantor Sekretariat Sektor satu yang berada lantai M Hotel Tayyib bernomor 123 kota Mekah, Kamis (06/06/2024).
Kepala Sektor satu, Intihan di hadapan petugas kloter menyampaikan perihal pertemuan yang dimulai jam 09.00 waktu Mekkah adalah Memantapkan Persiapan bagi Jemaah Calon Haji (JCH) menghadapi fase Arafah Musdhalifah dan Mina (ARMUZNA) dalam melaksanakan dan menyempurnakan seluruh rangkaian ibadah haji mereka.
Karena pelaksanaan fase ARMUZNA ini sangat ketat, dia mengharapkan kepada seluruh ketua kloter secara proaktif membangun komunikasi dan koordinasi dengan pihak Maktab untuk memastikan seluruh jemaah mendapatkan kartu Nusuk.
“Sebanyak 25 Maktab yang mengeluarkan Kartu Nusuk, kartu nusuk ini yang membedakan antara Jemaah yang menggunakan visa haji dengan visa-visa lainnya, pemeriksaan sangat ketat, kalau tidak punya kartu Nusuk, maka di tolak masuk ke ARMUZNA,” jelas Intihan.
Demi menyukseskan program Menteri Agama RI bertema “Ramah Lansia, Intihan mengharapkan kepada Ketua Kloter bekerja sama dengan Tenaga Kesehatan Kloter (Nakes) untuk memberikan data akurat akan jumlah lansia, beresiko tinggi (Resti), jemaah yang sakit serta yang menggunakan kursi roda untuk selanjutnya diprioritaskan, paling layak dan didahulukan mendapatkan pelayanan di fase ARMUZNA.
“Saya minta kepada ketua kloter dan Nakes mendata betul-betul jemaah lansia, sakit, yang Resti, yang pakai kursi roda, karena mereka akan didahulukan dalam pelayanan, setelah wukuf akan ditempatkan di hotel-hotel transit,” pinta Intihan.
Lebih jauh Intihan menjelaskan, menyikapi kepadatan dan ramainya konsentrasi jemaah di fase ARMUZNA, maka pemerintah Arab Saudi akan memberlakukan program udzur bagi jemaah haji (JH) yang lansia, Sakit, Resti, pengguna kursi roda, dengan mendahulukan mereka dalam pelayanan setelah wukuf melalui rekayasa sejak pergerakan dan pendorongan jemaah dijemput dengan bus dan diantar ke Musdhalifah.
“Jemaah tidak turun dari bus, mampir sejenak dan selanjutnya diantar sampai ke Mina dengan menempatkan mereka di hotel-hotel transit yang disediakan oleh pemerintah Arab Saudi,” tambah Intihan.
Setelah pertemuan ini, para Ketua Kloter, Bimbad, Nakes menindaklanjuti hasil rapat di hotel masing-masing. (*)