
Gubernur Sulbar ABM (menunjuk beras) didampingi Bupati Majene AST dan Wabup Majene Aris saat mengunjungi stand pangan dalam festival, Jumat (2/7).
Majene, mandarnews.com – Festival Pangan Lokal Sulawesi Barat (Sulbar) Expo Diversifikasi yang digelar di Boyang Assamalewuang, Kabupaten Majene resmi dibuka, Jumat (2/7).
Festival Pangan Lokal Sulbar dibuka langsung oleh Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar (ABM). Dalam kesempatannya, ABM mengharapkan masyarakat Sulbar bisa lebih kreatif lagi dalam mengolah pangan atau makanan yang ada.
“Utamanya penggunaan bahan pokok lokal yang ada di Sulbar,” tegas ABM dalam sambutan.
ABM menginginkan agar beras atau sumber daya alam lokal yang ada di Sulbar diinovasikan agar bisa bernilai ekonomi.
“Sekarang yang diinginkan dunia adalah kreatifitas, kita dituntut agar mampu mengikuti perkembangan zaman, termasuk olahan pangan,” kata ABM.
Ia juga menginginkan agar masyarakat dalam mengolah makanan tidak mencontoh yang sudah ada tapi mampu dan berani berkreasi sesuai dengan kreativitas diri sendiri.
“Masyarakat juga harus mampu mengatur pola makan agar terhindar dari berbagai penyakit karena hampir semua penyakit tergantung dari pola makan seperti gula dan jantung. Dengan demikian, SDA pangan yang ada juga bisa lebih hemat dan memadai demi keberlangsungan hidup,” ujar ABM.
Tidak hanya itu, ABM mengatakan masyarakat juga harus bisa berinovasi pangan untuk ternak, sehingga ternak-ternak yang ada ke depan bisa lebih besar dari ukuran biasa.
“Saya berharap agar pemerintah tingkat kelurahan atau desa hingga kabupaten di Sulbar kompak untuk ketahanan pangan Sulbar,” sebut ABM.
Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulbar Muhtar mengatakan, tujuan dilakukannya Festival Pangan Lokal Sulbar adalah untuk menyosialisasikan pangan lokal agar masyarakat tidak selalu mengandalkan makan beras.
“Karena kesehatan juga sangat menganjurkan dengan konsep beragam, bergizi, aman, dan sehat,” jelas Muhtar.
Menurutnya, di setiap daerah deposit bahan pangan lokal cukup banyak, hanya saja belum diolah dengan bagus karena keterbatasan ilmu masyarakat.
“Jadi, expo ini bertujuan agar pangan-pangan lokal di Sulbar dapat diolah sehingga masyarakat tidak hanya mengandalkan beras sebagai makanan pokok,” ucap Muhtar.
Makanya, lanjutnya, diundang beberapa stakeholder dan organisasi perangkat daerah terkait, baik dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulbar atau yang ada di kabupaten agar mampu meneruskan informasi yang ada.
“Sehingga sangat diharapkan masyarakat bisa lebih kreatif ke depan, apalagi sebelumnya telah membina UKM-UKM pangan lokal yang ada di berbagai daerah,” tutur Muhtar.
Ia pun berharap, setelah dilaksanakannya Festival Pangan Lokal Sulbar, masyarakat Sulbar semakin cerdas memanfaatkan potensi lokal, khususnya bahan pangan, sehingga tidak tergantung dengan bahan pangan lain apalagi makanan instan tidak terlalu baik untuk kesehatan dibanding dengan bahan pangan lokal yang tersedia di sekitar.
Bupati Majene, Andi Achmad Syukri Tammalele atau yang akrab disapa AST mengatakan, walaupun pandemi Covid-19 tapi kegiatan ekonomi harus tetap jalan.
“Tapi harus tetap dengan penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, utamanya penerapan memakai masker, mencuci tangan, dan senantiasa menjaga jarak,” tukas AST.
Ia juga menambahkan agar pemerintah harus senantiasa memberikan kelonggaran bagi usaha kecil dan penjual pangan lokal yang mayoritas dilakukan oleh masyarakat ekonomi lemah.
“Kebutuhan pangan sebagai kebutuhan dasar manusia harus terus diperjuangkan agar masyarakat tidak kelaparan dan kekurangan gizi,” beber AST.
Bupati baru Majene itu menyampaikan, dengan dilakukannya festival maka akan menambah khazanah pengetahuan masyarakat tentang pangan lokal untuk pemenuhan pangan dan gizi bagi masyarakat.
Ia juga menginginkan agar dinas terkait, baik Pemprov atau daerah senantiasa melakukan upaya-upaya maksimal untuk tetap dapat menjamin mantapnya pengolahan pangan khususnya, di Majene dan Sulbar. (Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia