Forum lingkar Pena (FLP) Wilayah Sulawesi Barat, kembali menggelar kegiatan. Sejak berdirinya pada tahun 2007 FLP sempat vakum beberapa tahun.
Dengan bergabungnya sosok sastrawan muda Mandar, Adi Arwan Alimin dan terpilih menjadi ketua, Juli tahun 2014, FLP Wilayah Sulawesi Barat, kembali bangkit.
Didampingi Mira Pasolong, selaku sekretaris FLP, dipercaya dapat membawa bendera FLP untuk melahirkan penulis-penulis handal dan professional.
Mengawali kepengurusan barunya Forum Lingkar Pena (FLP) Wilayah Sulawesi Barat mengadakan beberapa bentuk kegiatan, diantaranya Pentas Seni, Lomba Menulis, dan Kemah Menulis atau Training of Recruitment.
Kegiatan Kemah Menulis dimulai 20 – 22 Maret. Peserta yang hadir, berjumlah tiga puluhan orang berasal dari SMKN 1 Rangas Mamuju, STIE Muhammadiyah Mamuju, MAN Mamuju, dan Stikes Andini. Peserta disajikan 10 materi seputar teknik kepenulisan, diantaranya motivasi menulis, proses kreatif dalam menulis, teknik penulisan cerpen, dan novel.
Baharuddin Iskandar, S.Pd., M.Pd, yang menjadi permateri pertama, mampu membuat takjub peserta dengan gayanya yang memotivasi. Kemudian dengan penyampaian menggunakan diksi yang mudah dipahami.
“Dalam jangka dua tahun, Sulawesi Barat akan maju. Dengan cara apa? Menulis,” kata Baharuddin Iskandar memotivasi.
Ketua FLP Pinrang ini juga mengatakan, cara berpikir harus diubah, maka nasib pun akan berubah, apalagi kalau anda mau sekses, maka menulislah.
“Tapi kita harus punya semangat yang tinggi. Semangat yang harus diutamakan, kemudian membaca. Dan semangat itulah yang harus dipelihara,” jelas Baharuddin Iskandar, S.Pd., M.Pd dalam menyampaikan materi tentang Motivasi Menulis.
Pemateri berikutnya adalah Fitrawan Umar. Ia mantan Ketua FLP Sulawesi Selatan. Ia tampil memberikan memberikan pengetahuan tentang selayang pandang tentang FLP.
"FLP merupakan salah satu organisasi dakwah yang bergerak dalam bidang kepenulisan yang diharapkan mampu mencetak sumber daya produktif dalam menghasilkan sebuah tulisan," beber Fitrawan.
FLP, lanjutnya, berdiri pada tanggal 22 Februari 1997 di Jakarta yang diprakarsai oleh Helvi Tiana Rosa, Asma Nadia, dan Muthmainnah.
“Visi dari FLP adalah menjadi sebuah organisasi yang memberikan pencerahan melalui tulisan,” tambah Fitrawan Umar yang pernah menjadi salah satu lulusan terbaik S1 Unhas. Ia kini mengambil pasca sarjana di Universitas Gajah Mada Jogjakarta.
Pemateri handal lainnya tampil pada hari kedua, seperti Adi Arwan Alimin (salah satu satrawan putra Mandar yang hingga saat ini sudah melahirkan tujuh buah buku), , Mira Pasolong (novelis), dan Suparman Sopu (salah satu sastrawan Mandar).
Adi Arwan Alimin yang membawakan materi Teknik Penulisan Cerpen mengatakan bahwa unsur-unsur yang membangun sebuah cerpen, diantaranya, tema, alur, setting, sudut pandang, penokohan, dan gaya.
“Dalam menulis Cerpen setiap orang boleh menentukan tema apa saja. Setiap orang masing punya pengalaman batin sendiri,” sebut Adi Arwan Alimin, sambil mengupas satu persatu unsur-unsur yang membangun sebuah cerpen.
Sementara Mira Pasolong yang membawakan materi Teknik Penulisan novel mengatakan, “Beranilah membanggakan budaya kita sendiri dalam menulis.”
Suparman Sopu tampil pada malam hari. Ia membawakan materi Teknik Penulisan Puisi. Dia mengatakan, ketika ingin menjadi sastrawan, kenali alammu, kenali dirimu, dan kenali siapa yang menciptakanmu.
Model kegiatan Kemah Menulis ini direncanakan membangun kemah oleh masing-masing kelompok di halaman SMKN 1 Rangas Mamuju tapi urung dilakukan karena hujan mengguyur. Panitia akhirnya menyiapkan tiga tempat yakni dua ruang kelas dan satu aula. Satu ruang kelas khusus laki-laki, satu ruangan wanita, dan 1 Aula untuk ditempati menerima materi para peserta kemah menulis.
Pembukaan dan penutupan kemah menulis dilakukan ketua FLP Sulbar, Adi Arwan Alimin didampingi sekretaris FLP, Mira Pasolong.
“Kalau anda penulis, anda adalah pelaku sejarah. Upayakan tiap harinya, luangkanlah waktu kalian untuk menulis,” pesan Adi Arwan Alimin, ketika hendak menutup kegiatan menulis di Aula SMKN 1 Rangas Mamuju, Minggu 22 Maret 2015.
Kartini, salah satu peserta dari Stikes Andini, mengaku bersyukur ikut dalam kegiatan Kemah Menulis. Mmenurutnya, setelah ikut di kemah menulis berbagai macam ide ia peroleh.(busriadi)