MAMASA, mandarnews.com – Tabung gas melon (3 kilogram) kembali langka di Kabupaten Mamasa. Akibatnya, harga eceran melonjak tinggi. Kapolres berjanji akan melakukan pemantauan.
Salah satu agen tabung gas elpiji 3 kilogram, Paulus, di Jalan Emmy Saelan Kota Mamasa saat ditemui di hari yang sama menerangkan, hal tersebut telah berlangsung sejak menjelang hari raya natal Desember 2017.
Paulus menjelaskan, efek dari masalah tersebut maka pengecer menaikkan harga hingga Rp 25.000 yang sebelumnya dibeli melalui pangkalan atau agen hanya Rp 18.500.
Ia berharap, pihak Pertamina memberikan kuota Gas Elpiji 3 kilogram untuk Mamasa sama dengan tahun lalu yakni ada dua mobil yang biasanya melayani di wilayah Kota Mamasa. Karena jika seperti sekarang hanya 40 tabung yang disalurkan ke agen tentu terbatas.
Agen tabung gas di Desa Rantekamase, Kecamatan Sumarorong, Malkhias, saat dikonfirmasi, Senin (22/1), juga menyampaikan, pihaknya sangat kewalahan dalam menghadapi permintaan masyarakat apalagi jumlah yang disalurkan ke agen perdua hari hanya 100 tabung.
Menurutnya, hal tersebut dipicu dengan adanya promosi tabung gas 5,5 kilo gram sehingga dengan sendirinya yang mampu akan beralih ke sana. Katanya, jika mengamati informasi yang beredar kondisi tersebut bagian dari penghematan subsidi.
Rohani yang juga sebagai pengecer tabung gas melon saat ditemui, Senin (22/1), di Kota Mamasa mengatakan, akibat kelangkaan tabung gas 3 kilo gram pihaknya kewalahan memenuhi permintaan masyarakat. Ia berharap, penyaluran gas melon kembali seperti semula.
Sedangkan Yuniati D. Tampang yang juga sebagai pemilik usaha mikro di pusat Kota Mamasa mengungkapkan, harga tabung gas melon makin meningkat menjadi Rp 24.000, ada juga Rp 25.000 pertabung dan parahnya di pusat Kota Mamasa tabung gas melon susah didapatkan.
“Dulunya harga gas melon hanya Rp 18.500 di pangkalan gas sedangkan eceran Rp 20.000,” tuturnya.
Ia berharap, instansi terkait kiranya memperhatikan pasokan tabung gas melon kembali lancar sesuai kebutuhan masyarakat Mamasa agar tidak kembali langka.
Hal yang sama juga disampaikan, Ahmad Ridwan, seorang pemilik warung di Kota Mamasa saat ditemui, Selasa (23/1). Katanya, untuk harga pangkalan 18.500 dan harga eceran 25.000 dan bisa jadi di pelosok sudah mencapai Rp 30.000 – Rp35.000 contohnya saja di Kecamatan Tawalian yang masih dekat dengan Kota Mamasa. Menurut beberapa informasi telah mencapai Rp 30.000.
“KamiĀ berharap Pemda melakukan pemantauan, jangan sampai ada kesengajaan yang sifatnya merugikan masyarakat sebab hal ini telah berlangsung sekitar satu bulan,” pungkasnya.
Supir pengangkut tabung gas 3 kg dari Pertamina Pare-Pare, Sudirman saat dikonfirmasi, Selasa (23/1), di kediaman salah satu agen gas elpiji 3 kilogram menerangkan, pihaknya tiap hari masuk di Mamasa kecuali hari Senin karena tidak ada pemuatan hari Minggu.
“Jumlah mobil ke Mamasa 5 unit melayani, Mesawa, Sumarorong, Nosu, Mambi, Tandukkalua, Mamasa dan truk memuat tabung 560 atau setara 2.800,” ungkapnya. Ia menambahkan, hal itu rutin dilakukan dan yang memasok ke Mamasa hanya dari Pertamina Pare-Pare.
Merespon hal itu, Kapolres Mamasa, AKBP Arianto saat ditemui, Selasa (23/1/2018) di ruang kerjanya mengungkapkan, berdasarkan perintah Kapolri dengan terbentuknya Satgas Pangan maka pihaknya akan memantau berbagai hal yang berkaitan kebutuhan pangan masyarakat termasuk Minyak dan Gas (Migas).
“Kami akan melakukan pemantauan jika ada bukti ditemukan menyangkut pelanggaran pidana maka akan diproses sesuai ketentuan. Prinsipnya, Polres Mamasa akan melakukan kajian sekaitan kendala tersebut,” ujar Kapolres.
(hapri)