Dampak goncangan di Mamasa
MAMASA, mandarnews.com – Guncangan gempa bumi kembali dirasakan di Kabupaten Mamasa membuat sejumlah warga panik dan memilih kembali ke lokasi pengungsian.
Warga Desa Lambaban, Yaved saat dikonfirmasi diperjalanan menuju lokasi pengungsian, tepatnya di Desa Balabatu, Kamis (15/11), rombongan yang melakukan pengungsian bersamanya sekitar 50 orang dan semua adalah warga Lambanan hendak ke Sumarorong.
Ia menuturkan, gempa yang terjadi kali ini lebih lama dibandingkan gempa pada 5 Nopember lalu. Sehingga membuat warga panik dan memilih ke lokasi pengungsian lantaran di Lambanan terus dirasakan guncangan gempa.
“Kami berangkat sekitar jam 8 pagi lantaran takut sehingga hanya barang-barang penting dibawa, terutama bahan makanan,” ujarnya.
Sedangkan seorang ibu rumah tangga asal Desa Lambanan, Yulianti menerangkan, hanya sedikit pakaian dan bahan makanan yang bisa dibawa sebab panik lantaran banyak rumah retak bahkan sebagian dinding sudah roboh.
Sementara anggota DPRD Mamasa, Juan Gayang Pongtiku saat di konfirmasi di Desa Lambanan menerangkan, guncangan gempa kali ini memang sangat dirasakan lantaran berlangsung sekitar 30 detik dibandingkan gempa sebelumnya getarannya kuat namun tidak lama. Juan menyampaikan, ada Puluhan rumah di Desa Lambanan yang roboh pada bagian dinding dan ratusan rumah mengalami keretakan
Ia menuturkan, warga Desa Lambanan berjumlah 4.000 jiwa lebih dan yang telah mengungsi sekitar 3.500 orang. Lanjut Juan, awalnya warga mulai berdatangan sejak tanggal 14 November namun ketika gempa kembali terulang sejumlah warga kembali panik keluar dari Desa Lambanan.
Katanya, ada yang memilih mengungsi ke Desa Balabatu, Kecamatan Sumarorong, Lapangan Mamasa, Limbo Lopi , Kecamatan Messawa dan Kecamatan Tandukkalua.
Ia berharap, warga tetap waspada namun jangan terlalu panik sebab bukan hanya Desa Lambanan yang merasakan demikian melainkan semua wilayah di Kabupaten Mamasa merasakan demikian bahkan juga dirasakan di Polman dan Mamuju serta Toraja.
Reporter : Hapri Nelpan