Gubernur Sulbar ABM bersama tim trauma healing Kodim 1402 Polmas mengunjungi titik pengungsian di Polman, Senin (25/1).
Polman, mandarnews.com – Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar), Andi Ali Baal Masdar (ABM) meminta tim trauma healing Komando Distrik Militer (Kodim) 1402 Polmas yang sedang melakukan konseling di kamp pengungsi untuk mengimbau korban gempa agar kembali ke daerah asal dan bersabar atas musibah yang terjadi.
Hal ini disampaikan ABM saat menemui korban gempa yang sedang mengungsi di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Tinambung, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Senin (25/1).
“Atas musibah ini, kita harus sabar dan tawakal. Jika keadaan sudah aman para pengungsi agar sekiranya berkenan kembali ke daerah asalnya masing-masing karena imbauan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa situasi sudah dinyatakan relatif aman dan tidak perlu cemas dengan adanya bencana susulan namun tetap waspada,” kata ABM.
Ia juga meminta kepada anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam hal ini dari jajaran Kodim 1402 Polmas tim trauma healing yang selalu bersama-sama pengungsi agar terus mendampingi pemulihan traumanya dan menyosialisasikan kepada warga yang mengungsi untuk kembali ke kampung halaman masing-masing karena situasi sudah relatif aman.
“Kalau tsunami yang dicemaskan, tidak usah terlalu dikhawatirkan karena saya sudah komunikasi dengan BMKG bahwa insya Allah masih aman dari tsunami, tapi tetap juga harus waspada. Kalau memang masih takut masuk rumah, nanti saya kasih tenda,” ujar ABM.
Ia juga menyampaikan jika saat ini tim melakukan pendataan bagi yang rumahnya rusak, jangan sampai tidak didata. Oleh sebab itu, ABM mengimbau agar kiranya bisa kembali ke rumah dan bisa menyiapkan kelengkapan dokumennya supaya bisa dibantu termasuk hal yang lainnya terkait bencana ini.
Sementara itu, Wahyudi, salah seorang praktisi hypnotheraphy yang tergabung dalam tim trauma healing dan konselor penyintas bentukan Kodim 1402 Polmas yang baru saja melakukan penanganan traumatik terhadap salah seorang pengungsi di lokasi tersebut melaporkan progres penyelenggaraan trauma healing melalui perbincangannya dengan ABM.
Wahyudi mengungkapakan bahwa kondisi traumatik di lima titik pengungsian yang tengah difasilitasi timnya cukup bervariasi, mulai dari level rendah, sedang, hingga berat. Persentase penyintas dari total pengungsi di lima lokasi tersebut mencapai 5%.
“Hal yang selanjutnya patut untuk segera dikaji adalah berdasarkan data yang berhasil dihimpun oleh tim trauma healing Kodim 1402 Polmas, menunjukkan angka yang jauh lebih besar sehingga jika kumpulan pengungsi di lima spot itu menunjukkan persentase demikian, hal itu cukup memberi isyarat bahwa di luar sana masih terdapat banyak pengungsi yang membutuhkan pendampingan traumatik dan konseling,” tutup Wahyudi. (Rls)
Editor: Putra, Ilma Amelia