HMI Cabang Majene, melakukan aksi di Simpang empat, tugu pahlawan, Depan pertokoan Majene.
Majene – Puluhan anggota HMI Cabang Majene, melakukan aksi unjuk rasa, menuntut tidakan refresif oleh oknum kepolisian, yang terjadi dibeberapa daerah di Indonesia.
Aksi pernyataan sikap ini dilakukan di simpang empat tugu pahlawan, kota Majene, siang tadi Senin (24/09)
Menurut Ketua HMI Cabang Majene, M. Andi Arwin Rahman Tona. aksi ini berlangsung di seluluh Cabang HMI Se Indonesia.
“Ini adalah intruksi langsung dari Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) pusat, dan aksi ini dilakukan serentak oleh Seluruh cabang HMI di Indonesia,” kata Arwin.
Dimana aksi ini sebagai bentuk Solidaritas terhadap tindakan refresif yang dilakukan oleh pihak oknum polisi terhadap para aktifis HMI dan FPPI tersebut.
Berikut poin pernyataan sikap HMI Cabang Majene :
1. Meminta Kepada Kapolri untuk memecat/mencopot Kapolres Bengkulu, Kapolda Bengkulu dari jabatannya, karena dianggap tidak becus dalam mengontrol personilnya.
2. Meminta Kepada Kapolri untuk menindak tegas (Memecat dan memproses secara hukum) oknum aparat kepolisian yang melakukan pemukulan dan penembakan massa aksi HMI cabang Bengkulu pada 18 September 2018.
3. Meminta Kepada Kapolri untuk mengintruksikan kepada kapolres dan Kapolda Bengkulu agar menyampaikan permintaan maaf atas insiden brutal yang dilakukan oleh personilnya.
4. Meminta Kepada Kapolri untuk memecat Kapolres Kendari dan Kapolda Sulawesi Tenggara karena tidak mampu mengontrol personilnya di lapangan dan telah melakukan tindakan refresif terhadap kader HMI.
5. Meminta Kepada Kapolda Sulbar untuk menindak tegas oknum polisi yang telah melakukan tindakan refresif terhadap aksi massa yang tergabung dalam FPPI Mamuju, pada tanggal 22 September 2018.
6. Meminta kepada Kapolri untuk menekankan kepada Personil Kepolisian di seluluh Indonesia agar mendalami, memahami dan mengamalkan nilai tribrata dan catur prasetya Polri.
Reporter : haslan