Menperin, Airlangga Hartarto. Sumber foto: kemenperin.go.id
Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong struktur industri kimia di Indonesia agar semakin dalam dan berdaya saing seiring masuknya sejumlah investasi.
Pertumbuhan industri ini akan berkontribusi pada peningkatan kapasitas produksi guna mengisi pasar domestik dan ekspor serta menghasilkan substitusi produk impor.
“Selama dua pekan terakhir ini, kami aktif berdiskusi dengan para investor asing yang berminat untuk mengembangkan industri petrokimia di dalam negeri,” papar Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto di Jakarta, Jumat (2/8/2019).
Berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, lanjutnya, industri kimia merupakan satu dari lima sektor yang akan menjadi pionir dalam penerapan industri 4.0 di Tanah Air.
Oleh karena itu, industri kimia mendapat prioritas pengembangan agar lebih produktif, inovatif, dan kompetitif di kancah global.
“Contohnya, industri petrokimia, sektor hulu yang berperan strategis dalam menunjang berbagai kebutuhan produksi di sejumlah manufaktur hilir,” imbuh Menperin.
Produk yang dihasilkan oleh industri petrokimia, antara lain digunakan sebagai bahan baku di industri plastik, tekstil, cat, kosmetik dan farmasi.
Menperin menjelaskan, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan Menteri Energi dan Industri Uni Emirat Arab (UEA), Suhail Mohamed Faraj Al Mazrouei. Pada kesempatan itu dibahas rencana investasi perusahaan asal UEA, Mubadala.
“Mereka mau bergabung dalam pengembangan industri petrokimia bersama PT Chandra Asri Petrochemical dalam Proyek CAP 2,” ujar Menperin.