Mubadala berkomitmen akan melakukan investasi sebesar USD2,5 miliar. Nilai investasi ini merupakan setengah dari total nilai investasi yang diperlukan untuk mengembangkan fasilitas baru yang akan memproduksi olefin dan polyolefin, yang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan baku.
Selanjutnya, China Petroleum Corporation (CPC) Taiwan juga berencana menggelontorkan dananya di Indonesia melalui kerja sama dengan PT Pertamina (Persero).
Saat ini, pemerintah menunggu tindak lanjut negoisasi kedua perusahaan tersebut untuk pengembangan komplek industri petrokimia terpadu di Balongan, Indramayu, Jawa Barat.
“Kami masih menunggu pembicaraan business to business (b-to-b) antara Pertamina dan CPC. Investasi mereka sekitar USD8,62 miliar,” kata Menperin.
Ia optimistis, dengan nanti beroperasinya sejumlah pabrik petrokimia skala raksasa di tanah air, bakal mampu memenuhi kebutuhan pasar domestik yang besar.
“Saat ini, industri di Indonesia menyerap produk petrokimia dan turunannya sebanyak lima juta ton per tahun. Jumlah ini terus tumbuh,” kata Menperin
Pabrik-pabrik itu nantinya, tambahnya, akan beroperasi secara bertahap dan akan selesai sekitar tahun 2023-2025. Dengan demikian, industri petrokimia bisa tumbuh lebih baik lagi. (rilis Kemenperin)
Editor: Ilma Amelia