Majene, mandarnews.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) melalui Badan Perencana Daerah (Bapeda) tengah menyusun dokumen rencana pembangunan Majene Water Front City (MWTF). Rencana itu terbagi pada tiga segmen.
Segmen I di Cilallang – Pangaliali, Kecamatan Banggae. Panjang 1,5 km dan luasan 6,5 hektar. Segmen II Labuang – Parappe, Kecamatan Banggae Timur. Panjangnya mencapai 2,3 km dengan luas 3,3 hektar.
Sementara segmen ke III di Pantai Dato dan Pantai Barane di Kecamatan Banggae Timur. Luasnya 4,7 hektar dan panjang 1,3 km. Jadi total MWTF seluas 14 hektar dengan panjang 8,8 km. Sejauh ini, Bapeda telah melakukan seminar awal dan telah memikirkan soal dampak terhadap masyarakat.
Diantaranya masyarakat pedagang di Taman Kota, nelayan dan masyarakat sekitar yang kira-kira akan terkena dampak MWTF. Menurut Kepala Bidang Perencanaan Makro Bapeda Majene, Afiat Mulwan seluruh masyarakat yang terkena dampak akan diakomodir dalam pembenahan perencanaan.
Lanjut Afiat, saat ini Bupati Majene, Fahmi Massiara gencar melakukan lobi ke pemerintah pusat terkait rencana pembangunan MWTF tersebut. Seperti ke Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (Kemenpu PR RI).
“Sudah dilakukan koordinasi dengan Cipta Karya terakit bagaimana tahun 2018 sudah bisa ada intervensi kegiatan. Paling tidak intervensi pembangunan infraktuktur pendukungnya saja dulu,” kata Afiat via telepon, Minggu 9 Juli 2017.
Infraktur pendukung yang dimaksud adalah pembangunan jalan dua arah di Pangaliali, Cilallang dan Tanangan. Kata Afiat, pembangunan jalan yang berada di tepi pantai tersebut tidak akan dilakukan reklamasi. Pasalnya, jalan tersebut akan berada diiatas laut karena menggunakan tiang pancang.
“Untuk jalan, desain yang dipergunakan orang-orang PU (pekerjaan umum) adalah menggunakan pancang. Jadi diatas laut ini jalanan. Pancang ini dianggap lebih ramah lingkungan karena ekosistem tetap bisa berlangsung dibawah jalanan,” jelasnya.
Mengenai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal), pihak terkait akan mengkaji terkait hal tersebut. Amdal akan menghitung mengenai dampak positif dan negatif terhadap masyarakat dan lingkungan. Seperti dampak sosial budaya, ekonomi dan dampak ekologi.
Pembangunan MWTF di Pangaliali akan terhubung dengan beberapa program pusat. Seperti program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) dan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP). Hal itu akan disinergikan karena lokasi kegiatannnya sama.
Afiat juga menjelaskan, sebenarnya harapan Pemkab sendiri dari pembangunan MWTF adalah sebagai public space dan ikon Majene. Pengguna jalan Trans Sulawesi singgah dan bisa menikmati sarana dan prasaran yang disediakan MWTF.
Contohnya, kata Afiat, Kota Pare-pare, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang ramai dijadikan tempat transit penumpang dari Makassar. Pasalnya, jarak dari Makassar ke Pare-pare itu kurang lebih 150 km. Hal itu menjadi titik lemah sopir dan penumpang untuk singgah.
“150 km berikutnya harus punya sarana yang berkualitas supaya orang singgah di Majene. Kita harus ada rencana supaya pengunjung ini singgah. Dia bisa makan, sholat, bisa menukmati pemandangan,” kata Afiat.
“Harapan Pak Bupati dan Pemkab adalah Majene ini bukan hanya sekedar sebagai tempat singgah kencing orang. Akan tetapi ada betul-betul sarana transit yang memadai karena Majene ini punya sebenarnya titik emas. Namanya itu titik lemah pengemudi dan penumpang,” lanjut Afiat.
Sebagai langkah awal, tahun ini Pemkab telah menggelontorkan Dana Alokasi Khusus (DAK) APBD Majene tahun 2017 sebanyak Rp. 1,3 miliar. Dana itu utuk pembangunan sarana dan prasarana di Pantai Dato’.
Selain itu, penyusunan dokumen rencana pembangunan tersebut dipercepat. Pemkab menargetkan, setidaknya pembangunan MWTF selesai pada tahap 50 persen diakhir masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati Majene, Fahmi Massiara dan Lukman.
“Untuk lima tahun Pak Bupati, 50 persen jadi itu sudah luar biasa. Target 50 persen sampai akhir masa jabatan bupati,” kata Afiat. (Irwan Fals)
- Baca kumpulan berita tentang :Majene Water Front City
Ini desain Majene Water Front City – Segmen I Pelabuhan
Majene Water Front City – Segmen II Pantai Labuang – Parappe’
Majene Water Front City – Segmen III Pantai Dato’