
Ia menjelaskan, sejak dilakukan pada 3 Januari 2020 lalu, operasi TMC melalui pesawat fixed-wings telah melakukan 20 sorti penerbangan dengan total bahan semai NaCl mencapai 32 ton.
“Penerapan TMC bertujuan untuk menurunkan hujan ke wilayah yang aman dan jauh dari permukiman penduduk atau sebelum awan memasuki kawasan padat penduduk, seperti di wilayah Selat Sunda atau Laut Jawa,” sebut Agus.
Hujan yang turun, tambahnya, dimodifikasi dengan penggunaan Natrium Klorida (NaCl) yang ditebarkan ke bibit awan melalui pesawat Casa 212-200 dan CN-295.
“Pelaksanaan operasi TMC untuk penanggulangan bencana banjir di Jabodetabek dan sekitarnya tentunya harus memperhatikan pertumbuhan awan,” ucap Agus.
Ia menerangkan, hal itu menjadi faktor penting yang harus terus dipantau secara berkesinambungan.
“Oleh sebab itu, guna membantu pengamatan cuaca dan kondisi awan di wilayah target, BPPT bekerjasama dengan BMKG untuk analisis data cuaca yang tersedia dari radar Stasiun Meteorologi Cengkareng,” tutup Agus. (rilis BNPB)
Editor: Ilma Amelia