Suasana aksi unjuk rasa di Tugu Perjuangan, Rabu (21/10/2020)
Majene, mandarnews.com – Sejak diketuknya palu pengesahan undang-undang Cipta Kerja oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) pada 5 Oktober 2020 lalu.
Mahasiswa di seluruh Tanah Air terus melakukan aksi unjuk rasa sebagai penolakan keras terhadap undang-undang yang telah disahkan.
Di Kabupaten Majene sendiri, aksi penolakan terhadap undang-undang yang dimaksud juga terus dilaksanakan oleh para mahasiswa.
Bahkan pada Selasa (20/10) kemarin, masyarakat nelayan sudah mulai ikut turun ke jalan ambil bagian menyuarakan suara keadilan.
Kali ini aksi damai kembali berlangsung yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Majene, Rabu (21/10) di Tugu Perjuangan Majene.
Menurut mereka, undang-undang ini berpotensi memiliki dampak yang sistemik dan massif terhadap berbagai lini kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan kajian pengurus besar himpunan mahasiswa islam (PB HMI MPO).
Dari kajian tersebut undang-undang cipta kerja berpotensi mengurangi hak-hak tenaga kerja untuk mendapat kompensasi yang layak dari hasil kerjanya, khususnya semakin tidak menentunya status kepegawaian, perhitungan uang pesangon yang tidak adil, dihilangkannya cuti khusus dan banyak lainnya, ujar mahasiswa yang dinukil lewat selebaran.
Menurut Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Polres Majene AKP Ujang Saputra selaku koordinator pengamanan, di kota-kota besar, unjuk rasa ini bahkan selalu berujung anarkis sehingga tak jarang petugas yang hanya bertugas mengawal dan menjamin keamanan aksi malah harus jadi korban amarah para mahasiswa yang katanya mencari keadilan.
“Untungnya di Majene aksi selalu berujung damai, hanya sekedar menyuarakan tuntutan hingga bakar ban, hal ini tentu tidak terlepas dari koordinasi yang baik serta tingginya kepedulian para mahasiswa menjaga pasilitas umum tetap aman dan alhamdulillah,” ucap AKP Ujang.
Lanjutnya, seperti aksi-aksi sebelumnya para mahasiswa hanya menyuarakan tuntutannya menolak undang-undang cipta kerja hingga meminta presiden dan wakil presiden turun dari jabatannya karena dianggap tidak mampu mengurus rakyat.
Dari pantauan lapangan, nampak personil Polres Majene melakukan pengamanan, mengatur arus lalu lintas dalam rangka menjamin situasi tetap aman dan kondusif.
Ditempat berbeda, Kapolres Majene AKBP Irawan Banuaji mengucapkan terimakasih atas dedikasi seluruh personil memastikan situasi tetap kondusif selama berlangsungnya aksi.
“Semoga apa yang kita kerjakan bernilai pahala disisi Tuhan yang maha kuasa, keamanan dan ketertiban NKRI harga mati,” tutup Kapolres Majene.
Reporter : Putra.