
Kapolres Majene bersama para petinggi saat melakukan ziarah di makam 40.000 jiwa di Galung Lombok, Polman, Senin (12/12).
Majene, mandarnews.com – Ziarah di makam peristiwa pembantaian penduduk sipil korban 40.000 jiwa Galung Lombok, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), sudah menjadi ritual rutin dua kabupaten tetangga, yaitu Majene dan Polman yang dilakukan sebagai bentuk penghormatan.
Kali ini, ritual upacara peringatan dan ziarah kembali dilaksanakan yang dihadiri oleh para petinggi daerah seperti Bupati Majene, Sekretaris Daerah, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) dan Komandan Distrik Militer (Dandim) Majene, Wakil Kepala Polres Polman, Kepala Staf Kodim Polman, serta tamu undangan lainnya, Senin (12/12).
Upacara peringatan dan ziarah ini dipimpin oleh Bupati Majene Andi Achmad Syukri Tammalele (AST) kemudian dilanjutkan dengan kegiatan tabur bunga ke makam-makam yang ada di lokasi tersebut.
Kapolres Majene Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Febryanto di sela-sela kesempatannya turut mengungkapkan duka citanya kepada para korban sekaligus pahlawan yang sudah gagah berani melawan para penjajah di masanya.
“Sejarah ini tentu kita ketahui bersama, karena para korban adalah orang-orang menantang keras para penjajah saat itu sehingga mereka harus menerima pembantaian yang kejam,” tutur AKBP Febryanto.
Ritual ini membuktikan bahwa Provinsi Sulawesi Barat, khususnya suku Mandar, mempunyai peranan dan andil yang besar dalam proses kemerdekaan Republik Indonesia yang telah diraih. (Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia