
“Melahirkan inovasi melalui kompetisi perlu konsistensi dan keberlanjutan. Oleh karenanya, diberikan dana insentif daerah untuk pemeliharaannya, sekaligus memacu semangat yang lain untuk menghadirkan pelayanan yang lebih baik,” kata mantan Wakapolri ini.
Inovasi itu kemudian dikembangkan melalui metode transfer knowledge dan membangun pilot project wilayah sebagai suar percontohan bagi daerah lainnya. Saat ini, sudah berdiri tiga Jaringan Inovasi Pelayanan Publik (JIPP) di Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Selatan.
“Transfer knowledge juga dilakukan dengan scaling up bagi inovasi terpilih dengan cara glokalisasi, yakni program daerah menjadi program nasional. Artinya, perluasan sudah terjadi secara positif,” sebut Menpan RB
Sementara, tambahnya, pelembagaan inovasi adalah mendorong inovasi menjadi budaya organisasi. Inovasi pelayanan publik dijadikan indikator kinerja individu serta didukung oleh regulasi yang kuat.
“Walaupun kepemimpinan organisasi berganti, inovasi tetap berjalan, jangan sampai berhenti,” ucap Menpan RB.
Pada Top 99 ini, inovasi dari wilayah Jawa Tengah menjadi yang terbanyak. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melahirkan tiga inovasi. Sedangkan pemkab/pemkot yang berada di wilayah Jawa Tengah mengikutsertakan 22 inovasi dalam ajang bergengsi ini. Untuk itu, Semarang dipilih menjadi tuan rumah penghargaan.
Pada kesempatan itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menuturkan, untuk menciptakan inovasi, dapat melihat pengaduan dari masyarakat.
“Jika ada komplain masyarakat, kemudian direspon, maka disitulah harus berinovasi,” ucap Ganjar.
Ia mengaku, mendorong setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Jawa Tengah agar dapat melayani masyarakat dengan mengadopsi sistem pelayanan mudah, murah, cepat, transparan, dan akuntabel. (rilis Kemenpan RB)
Editor: Ilma Amelia