Menyiram tanaman jangka pendek sudah lumrah dilakukan jika kemarau panjang. Tapi kemarau panjang tahun ini memaksa petani harus pula menyiram tanaman jangka panjang mereka.
Aktivitas menyiram tanaman jangka panjang dapat disaksikan di Desa Ulidang Kecamatan Tammerodo Kabupaten Majene. Setiap sore hingga malam pekebun memikul air untuk disiramkan ke kebun mereka. Betapa sulitnya mereka dengan memikul air mendaki lahan kebun lalu menyiram satu demi satu tanaman cengkeh. Sekitar 90 % lahan perkebunan di Desa Ulidang berada di dataran tinggi.
Ilham, salah seorang pekebun warga Desa Ulidang yang juga pekerja kuli bangunan mengaku sangat kesulitan membagi waktu.
"Jika saya pulang jam 16.00 dari kerjaan (kuli) harus menempuh 20 km jadi sampai di rumah sekitar jam 16.30. Sebelum pergi menyiram kebun, saya harus mengambil makanan kambing terlebih dahulu," keluh Ilham.
Kepala Desa Ulidang, Rusdi ditemui di kediamannya mengungkap bahwa bukan cuma pekebun cengkeh Desa Ulidang yang melakukan proses penyiraman cengkeh, namun semua petani cengkeh umumnya se Kecamatan Tammeroddo.
Menurut rusdi tidak ada solusi untuk membantu warganya meringankan proses penyiraman. karena tidak ada sumber air yang dekat dari kebun para petani.
Rusdi juga mengaku mempunyai kebun cengkeh yang setiap sore hingga petang di sirami, dan tentunya karena sekitar kebunnya tidak ada air, Rusdi pun harus mengambil air dari rumah, untuk kemudian dibawa ke kebun.
Sementara Ilham optimis bahwa jika pemerintah berpikir keras, pasti ada jalan untuk mengatasi persoalan kemarau ini.(haslan)