Padi para kelompok tani di Mamasa yang seharusnya sudah diberi pupuk. Gambar: Yoris.
Mamasa, mandarnews.com – Kelangkaan pupuk bersubsidi di beberapa wilayah di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar) membuat petani resah dan gelisah terhadap dampak buruk yang akan terjadi terhadap tanaman mereka.
“Ada 17 kelompok tani di Desa Lambanan dan sangat susah mendapatkan pupuk bersubsidi,” jelas Kepala Desa Lambanan Sarlis Pongtiku saat dikonfirmasi awak media, Jumat (23/4).
Menurutnya, padi petani saat ini sudah ada yang mulai menguning dan sudah seharusnya dipupuk sementara tidak ada pupuk bersubsidi yang disediakan agen.
“Saat ini saya mendampingi kelompok tani untuk mendapatkan pupuk dan ternyata langka sementara jumlah masyarakat yang membutuhkan pupuk sangat banyak,” tandas Sarlis.
Kedepan, pihaknya akan mengadakan rapat dengan kelompok tani di Desa Lambanan, untuk menyetor Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) kepada Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) sehingga bisa memfasilitasi ke agen untuk pembelian.
“Nanti Bumdes yang langsung ke agen bukan lagi kelompok tani agar memudahkan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi,” kata Sarlis.
Sementara itu, Kepala Seksi Pupuk, Pestisida, Alat dan Mesin Pertanian Yustus Adi membantah tentang ungkapan kelangkaan pupuk bersubsidi di Mamasa.
Ia menjelaskan bahwa pupuk bersubsidi di Mamasa sebenarnya tidak langka, hanya saja kekurangan data yang masuk akibatnya kuota pun terbatas.
“Karena kami mempunyai data jadi pupuk ini tidak langkah hanya saja kurang kuota. Contoh kasus kelangkaan pupuk di Lambanan dari 17 kelompok tani, itu tidak masuk semua datanya di Dinas Pertanian, hanya beberapa kelompok tani yang masuk datanya,” ujar Yustus.
Ia juga menuturkan jika soal harga pupuk bersubsidi pihaknya berpedoman pada Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 49 Tahun 2020 tentang alokasi dan harga eceran tertinggi pupuk bersudsidi.
Reporter: Yoris
Editor: Putra, Ilma Amelia