
Masria, ibunda Ardi (nelayan warga Temmerodo), gelisah menanti kabar anaknya
Majene, mandarnews.com – Nelayan hilang asal Udzung Desa Lalatedong, Ardi (22) belum ditemukan hingga kini. Pihak keluarga berharap Ardi bisa ditemukan meski dalam keadaan bagaimanapun.
Pencarian sampai saat ini masih dilakukan. Tim gabungan Basarnas dan PMII unit Sendana, serta satu kapal nelayan asal Udzung Desa Lalatedong yang di tumpangi tiga orang juga ikut melakukan pencarian.
“Proses pencarian masih dilakukan sekitar 5 hingga 7 mil dari bibir pantai, oleh perahu karet milik Basarnas. Namun sampai saat ini belum ada informasi dari tim tentang tanda-tanda nelayan hilang tersebut. Dan pencarian akan dilakukan hingga 17.00 Wita sore nanti,” Kata Arianto Ardi, Komandan Pos Basarnas, saat dikonfirmasi di Pos Sementara Basarnas yang berada di kediaman Kepala Desa Lalatedong, pada pukul 12.27 Wita (18/09).
Sementara Ibu kandung Ardi, Masriah, berharap putranya segera ditemukan meski dalam kondisi bagaimanapun dia akan menerimanya. Masria hanya menyerahkan sepenuhnya kepada sang pencipta.
Baca juga : https://mandarnews.com/2017/09/17/empat-nelayan-hilang/
Masria mengisahkan bahwa Ardi, putra keduanya, melaut sejak lebih dari satu tahun lalu. Sebelum jadi nelayan, Ardi bekerja serabutan dari buruh bangunan hingga pekerjaan lainnya, hanya untuk menafkahi keluarga. Ardi menjadi tulang punggung keluarga sejak kakak sulungnya, Samriadi (24 tahun) berkeluarga sekira empat tahun lalu.
“Sebelumnya yang menjadi tulang punggung dikeluarga ini adalah Samriadi anak pertama saya, namun setelah Samriadi berkeluarga, Ardi lah yang menjadi tulang punggung keluarga,” tutur Masriah. Sambil bertutur, air mata Masriah membasahi kedua pipinya.
Sebenarnya Ardi mempunyai seorang saudara kembar, namanya Rudi. Tapi Rudi lebih sering bersama kakaknya, Samriadi, dalam melaut.
Ardi, sejak 6 tahun lalu telah ditinggal ayah kandungnya ke peristirahatannya yang terakhir. Meninggalkan 7 orang anak : Samriadi, Ardi, Rudi, dan empat lainnya, Rendi, tahun ini baru lulus SD, Perdi, kelas 6 SD, Sabdawati kelas 4 SD dan Nur Alisa kelas 3 SD.
Kehilangan Ardi, Masriah sungguh terpukul. Sementara itu, belum ada pihak yang menyambanaginya, kecuali pihak Kepolisian Sektor Sendana.
“Polisi kaleri’ marikki mai, si I Kapolsek siola anggotanao, pa’ingarangu andiappa pole laenna selain polisi disapo (Seingat saya sampai saat ini baru Kapolsek dan anggotanya yang sering datang sementara yang lainnya belum pernah datang),” jelas Masria.(Haslan)