Warga Dusun Pulau Tangnga antri di satu-satunya sumber air bersih berupa sumur tua di ujung kampung
Polewali – Musim kemarau yang tiba tahun ini berakibat buruk pada beberapa daerah. Di antaranya adalah Dusun Pulau Tangnga (Salama) Kelurahan Ammassangan, serta Dusun Binuang II dan Dusun Bajoe Desa Rea Timur Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat.
Daerah-daerah tersebut dilanda krisis air bersih seiring datangnya musim kemarau. Warga dusun tersebut kesulitan mendapatkan akses air bersih. Meskipun mendapatkan air, kualitasnya jauh dari kata menyehatkan.
Seperti warga Dusun Pulau Tangnga yang menggantungkan kebutuhan air bersih mereka kepada sebuah sumur tua yang terletak di ujung kampung. Alhasil, warga harus berjalan sejauh kurang lebih 500 meter untuk menuju sumber air.
“Biasanya jam 4 subuh sudah di sini. Tolong pemerintah turun langsung lihat penderitaan kami. Kalau bisa, buatkan saja sumur bor,” harap salah seorang warga bernama Rukiah.
Karena merupakan satu-satunya sumber air bersih, otomatis warga harus antri selama berjam-jam untuk mendapatkan air. Itupun hanya membawa pulang sebaskom air.
Alasannya, sumber mata air di sumur tua ujung kampung ini sulit mengeluarkan air. Warga bahkan kadang harus menyeberang ke luar pulau ke Dusun Bajoe menggunakan perahu untuk mengambil air jika sumur tersebut sudah kering sama sekali.
Pulau yang berpenghuni sekitar 641 jiwa ini belum dijangkau oleh instalasi jaringan air PDAM. Oleh sebab itu, warga berharap penyediaan sarana air bersih berupa jaringan air PDAM kepada pemerintah.
Senasib dengan warga Dusun Pulau Tangnga, warga Dusun Binuang II dan Dusun Bajoe juga kesulitan mengakses air bersih.
Untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, warga harus mengonsumsi air Sungai Binuang. Yang lebih miris, mereka harus berjalan kaki sepanjang kurang lebih satu kilometer hanya untuk mendapatkan air sungai yang berbau dan keruh untuk dikonsumsi.
Tak pelak, bukan hal yang tidak lazim lagi melihat warga berbondong-bondong menuju sungai tiap pagi dan sore hari.
Selain itu, warga juga harus menggali sedalam satu meter untuk membuat sumur buatan demi mendapat sumber air.
“Ini sumur sementara. Terpaksa menggali lagi lubang baru kalau airnya sudah tidak bagus lagi,” ujar Hadra, salah seorang warga.
Hal tersebut diiyakan oleh Kepala Dusun Bajoe Sunusi. Sunusi menjelaskan, warga kesulitan mendapatkan air sejak musim kemarau sebab air PDAM sudah tidak mengalir selama beberapa bulan.
“Sdh beberapa bulan air PDAM tidak mengalir. Sumur sebagian warga sudah mengering, airnya kotor dan rasanya asin,” beber Sunusi.
Kepala Bidang Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Polewali Mandar Bugiman saat diminta tanggapannya mengatakan, pemerintah desa diminta menyurat dulu jika menginginkan bantuan air bersih di wilayahnya.
“Menyurat dulu, untuk mendapatkan air bersih, nanti kami tindak lanjuti dengan dropping air,” tukas Bugiman, kemarin.
Reporter : Ilma