Junamia Yunus menggunting bahan ecobrick di rumahnya di Kampung Baru, dekat Masjid 45 Kampung Baru, Senin (20/4). Foto: Putra
Majene, mandarnews.com – Junamia Yunus adalah salah satu warga Kab. Majene yang aktif mengendalikan sampah plastik melalui program ecobrick. Ecobrick adalah botol plastik yang diisi padat dengan limbah non-biological untuk kemudian membuat blok bangunan yang dapat digunakan kembali.
Menurut Junamia Yunus, kegiatan pembuatan ecobrick sendiri pertama kali Ia lakukan pada pertengahan 2019. Namun, untuk menjaga sampah plastik atau memberdayakan dan mengelola sampah plastik telah lama ia lakukan sebelum mengenal ecobrick, karena ia sadar bagaimana bahayanya sampah plastik.
“Jadi semenjak saya mempunyai anak saya sempat berhenti mengelola sampah plastik,”jelas Junamia Yunus, kepada awak media, Senin (20/4).
Pembuatan ecobrick ia tekuni berawal saat ia selalu melihat postingan dari salah satu temannya di Makassar yang memposting medsos tentang cara pembuatan ecobrick atau memenjarakan plastik. Ia berminat membuat ecobrick karena timbulnya kesadaran bahwa sampah plastik itu sangat berbahaya ketika tidak diolah dengan baik.
“Dan kita tahu juga bahwa proses penguraian sampah plastik itu membutuhkan waktu yang lama. Jadi misalkan kita biarkan begitu saja di jalan, itu berbahaya. Apalagi di Laut juga sudah sangat mulai tercemar karena adanya sampah plastik,” tukasnya.
Intinya, jelas dia, tujuan utamanya adalah untuk mengurangi sampah plastik dan cara yang paling efektif mengurangi sampah plastik itu dengan cara ecobrick. Ecobrick begitu efektif mengurangi sampah plastik, katanya karena sekecil apapun sampah plastik semuanya dipenjarakan dalam botol.
Guru Busana SMK Negeri 1 Majene ini menyampaikan banyak hal yang bisa dibuat melalui ecobrick seperti meja, kursi, lemari kecil dan lain sebagaianya. Dan ecobrick sendiri mempunyai beberapa fungsi lain diantaranya pengganti batu – bata.
Selain membuat ecobrick di rumahnya, pemilik usaha jahit “Arsyi” ini juga memberikan pelatihan tata cara membuat ecobrick kepada siapa saja yang tertarrik untuk memperkenalkan ecobrick ke masyarakat.
Ecobrick dibuat dengan memasukkan berbagai macam jenis sampah plastik ke dalam botol plastik bekas juga.Jika sampah plastiknya lunak maka bisa langsung dimasukkan. Tapi jika plastiknya keras maka sebaiknya digunting-ginting kecil terlebih dahulu sebelum sampah plastik tersebut dipenjarakan dalam botol plastik.
Dia pribadi mampu memproduksi ecobrick dalam tempo 3-4 jam untuk botol ukuran besar. Jika botolnya kecil maka bisa dibuat dua. Sementara pengisi botol itu dipungut dari jalan dan juga telah mempunyai beberapa penyuplai seperti dari tukang bakso. Sejak ia menggeluti ecobrick, sudah dihasilkan sebanyka 128. Dan ecobrick yang saat ini dijadikan sebagai pajangan dan hiasan di rumahnya.
Junamia Yunus berharap, dengan ecobrick sampah plastik pencemar lingkungan saat ini semakin berkurang. Dan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan semakin meningkat. (Putra)