Gedung Kemenkeu. Sumber foto: kemenkeu.go.id
Jakarta, mandarnews.com – Berdasarkan realisasi pendapatan dan belanja negara yang tumbuh positif sebesar 4,72 persen dan 8,4 persen (yoy), realisasi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga akhir April 2019 mencapai Rp101,04 triliun atau sekitar 0,63 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Dimana keseimbangan primer berada pada posisi negatif Rp18,44 triliun.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati saat melaporkan realisasi fiskal dan belanja tumbuh positif pada acara APBN KiTa (Kinerja dan Fakta) edisi Mei 2019 di Aula Gedung Djuanda I Kemenkeu, Kamis (16/5/2019).
“Pemerintah berusaha mengelola APBN dengan hati-hati. Salah satunya dengan keputusan pembiayaan utang sebesar Rp144,98 triliun,” ujar Menkeu.
Namun, lanjutnya, jumlah outstanding utang pemerintah hingga akhir April 2019 mengalami penurunan Rp38,86 triliun dibandingkan akhir bulan Maret 2019, sehingga berada pada rasio 29,65 persen terhadap PDB.
“Pemerintah konsisten melakukan pengelolaan keuangan negara secara hati-hati dan terukur untuk mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi,” kata Menkeu.
Ia menyebutkan, Pemerintah mengambil upaya-upaya untuk meningkatkan pendapatan negara secara optimal, meningkatkan belanja negara yang semakin produktif dan efisien, serta menjaga rasio utang dalam batas aman dalam kerangka pengelolaan utang yang prudent dan akuntabel.
“Kami, Pemerintah akan mewaspadai dinamika dari perkembangan ekonomi ini, baik yang berasal dari faktor global dan juga dari faktor domestik,” ucap Menkeu.
Ia menjabarkan, tentu dari setiap kebijakan untuk mengaddress satu isu ekonomi atau pembangunan pasti ada imbasnya terhadap APBN, baik dari sisi penerimaan atau ke belanja.
“Namun, APBN pada kuartal pertama ini telah cukup berhasil melakukan fungsinya melakukan counter cyclical dalam situasi ekonomi mengalami tekanan yang cukup berat,” tutur Menkeu.
Dari sisi fiskal, hingga akhir April 2019 realisasi pendapatan negara dan hibah telah mencapai Rp530,74 triliun atau 24,51 persen terhadap target APBN 2019.
Capaian tersebut tercatat masih tumbuh positif sebesar 0,50 persen (yoy), didorong oleh penerimaan perpajakan yang tumbuh positif sebesar 4,72 persen.
Di sisi belanja, melalui perbaikan pola belanja untuk menstimulasi perekonomian yang optimal, sampai dengan akhir April 2019 telah terealisasi belanja negara yang mencapai Rp631,78 triliun (25,7 persen dari pagu APBN 2019) atau tumbuh 8,4 persen (yoy).
Pertumbuhan belanja yang positif tersebut didukung oleh pertumbuhan belanja bantuan sosial sebesar 75 persen (yoy) yang diharapkan meningkatkan daya beli masyarakat sebagai bagian dari strategi counter cyclical untuk mempertahankan momentum pertumbuhan.
Selain itu, strategi tersebut juga didukung oleh realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) yang hingga akhir April 2019 tumbuh 3,9 persen (yoy). (rilis Kemenkeu)
Editor : Ilma Amelia