Hasiming, Kepala Dusun Pesuloang
Majene, mandarnews.com – Berdirinya Desa Pesuloang tak terlepas dari seorang tokoh bernama Hasiming (72). Ia bersama tokoh lainnya berjuang untuk menjadikannya sebuah desa, termasuk mencari sosok yang dianggap layak memimpin sebuah desa. Saat itu memang sedang gencarnya dilakukan pemekaran di wilayah Kabupaten Majene, termasuk wilayah yang ada di Kelurahan Sirindu.
Sebelum berdiri sebuah desa, Pesuloang adalah sebuah dusun didalam wilayah Kelurahan Sirindu. Jika saja itu Hasimin dan tokoh masyarakat Dusun Pesuloang gagal, kemungkinan besar Pesuloang menjadi wilayah Desa Balombong, sebuah desa pemekaran dari Kelurahan Sirindu juga.
Perjuangannya berawal ketika Hasiming menghadap kepada Bupati, pada waktu itu dijabat Kalma Katta, S.Sos. MM.. Oleh Bupati, Hasiming diberi semangat untuk menghadap ke Ketua Komisi I DPRD Majene Drs. Darmansyah, yang sekarang menjabat Ketua DPRD Majene.
Suka duka lalui demi untuk menjadikan Pesuloang jadi desa. Berjuang dari kelurahan Kecamatan hingga Kabupaten. Namun dengan semangat dan harapan kemajuan kampungnya Hasiming dan beberapa tokoh masyarakat Pesuloang berhasil menjadikan Pesuloang menjadi Desa.
Sayangnya, Hasiming sudah tidak hapal kapan didirikannya Desa Pesuloang, namun yang jelas, menurutnya, kurang lebih enam tahun lalu. setelah beberapa bulan di nahkodai Pjs Kepala Desa Pesuloang, akhirnya di akhir tahun 2011, enam tahun lalu, Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Pesuloang dihelat. Desa Pesuloang mewilayahi empat dusun yakni Dusun Pesuloang, Dusun Pa’bettengan, Dusun Leba, dan Dusun Butungan.
Sebelum pilkades dihelat, satu pigur yang dilirik Hasiming dan mayoritas masyarakat Pesuloang adalah Muhammad Yusuf. Dia adalah seorang petani yang juga seorang pembuat stempel. Sejak remaja hingga dewasa ia dikenal aktif di organisasi serta agamis.
Dan dia lah menurut Hasiming dan mayoritas warga yang layak menahkodai Desa Pesuloang, tapi sayangnya Yusuf menolak niat warga tersebut dan pergi meninggalkan Pesuloang.
Tapi Hasiming dan beberapa tokoh di Pesuloang, tidak tinggal diam. Mereka mencari tahu keberadaan Yusuf. Akhirnya, mereka beroleh info bahwa Yusuf tinggal di rumah saudaranya di Mamuju.
Mewakili beberapa tokoh Pesuloang, Hasiming berangkat ke Mamuju untuk membujuk dan memohon kesediaan Yusuf menjadi orang nomor satu di Desa Pesuloang. Berbagai alasan diutarakan padanya, alhasil, hati yusuf pun luluh dan bersedia untuk mencalonkan diri sebagai Kepala Desa Pesuloang, padahal waktu pendaftaran hanya tersisa tiga hari lagi.
I’da sanna’i tu’u melo’ nak menjari Kapala Desa, ia riting pak yusuf o, tapi memohon dami tau anna melo’i (Sangat tidak mau menjadi kepala desa itu pak Yusuf, nanti kami tokoh pesuloang memohon baru dia mau),” tutur Hasiming dalam bahasa Mandar.
Pilkades pun dihelat bulan Oktober 2011. Kontestan terdiri dari dua putra terbaik Pesuloang, yaitu Muhammad Yusuf dan Badarussaman Aco, S.Sos. Tapi Muhammad Yusuf lah yang memenangkan Pilkades Pesuloang.
“Kami warga Desa Pesuloang bangga pada pak muhammad yusuf,” ujar Hasiming yang juga saat ini sebagai Kepala Dusun Butungan.
Salah alasan yang menjadikan Hasiming dan warga Desa Pesuloang bangga terhadap kepala desanya karena idealisme yang dimilikunya. Suatu ketika, tutur Hasiming, pernah seorang kontraktor yang mempunyai proyek di Desa Pesuloang mendatangi Yusuf dengan memberi amplop berisi uang yang diperkirakan jumlahnya cukup banyak. Tapi Yusuf menolaknya dengan alasan tidak mau uang yang bukan hasil keringatnya.
“Itulah bukti bahwa yusuf mempunyai jiwa idealis tinggi,” sebut Hasiming.(Haslan)