Menuju Rumah Duka. Jenazah, Abd Latif dibawa ke rumah duka di Pappang, Kelurahan Pappang, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polman setelah diotopsi karena meninggal tenggela di Pantai Dato, Minggu 17 Desember 2017 sore.
Majene, mandarnews.com – Jenazah Abdul Latif (31 tahun) terbujur kaku di Kamar Jenazah RSUD Majene. Mulutnya mengeluarkan busa setelah tenggelam di Pantai Dato’, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), Minggu 17 Desember 2017 sekira pukul 16.50 wita.
Saat tenggelam, guru olahraga berstatus ASN di SDN 034 Inp. Pombuttu, Sumarrang, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar (POlman) ini memakai celana pendek dan baju kensi warna biru. Pada dahinya terdapat beberapa luka lecet, diduga karena terbentur batu karang.
- Baca juga : Pantai Dato’ Telan Korban Jiwa
Sore tadi, almarhum yang meninggalkan tiga orang ini berangkat dari Pappang, Kelurahan Pappang, Kecamatan Campalagian bersama enam rekannya. Mereka menggunakan mobil Toyota Corolla hitam dengan nomor polisi DD 1050 IX milik korban menuju Pantai Dato’ untuk rekreasi.
Salah satu petugas pengelola wisata Pantai Dato, Hasan sempat menanyakan kepada rekan korban setelah kejadian. Menurut Hasan, korban bersama rekannya datang ke Pantai Dato untuk berenang.
Lanjut Hasan, korban dan rekannya berada di tebing tempat biasa pengunjung untuk melompat ke laut. Tempat itu memang dipenuhi karang dan tebing yang membahayakan, apalagi saat seperti ini gelombang sedang tinggi.
“Dia (korban) sempat mengajak temannya untuk melompat tapi tidak ada yang mau karena ombak besar. Dia pun melompat dan sempat berenang tapi tiba-tiba ia tidak mampu untuk melawan ombak,” kata Hasan.
Hasan mengatakan, korban sempat meminta pertolongan. Rekan korban pun panik dan segera mencari ban kepada pengelola wisata. Namun nahas, korban hilang di tengah ombak yang menghantam Pantai Dato’.
Anggota polisi dari Polres Majene dan sejumlah pun segera melakukan pencarian terhadap korban yang hilang karena tenggelam. Polisi mengelilingi lokasi kejadian dengan menggunakan speed boat.
“Sekitar 30 menit kemudian tiba-tiba mayat korban mengapung di pinggir Pantai Dato,” kata Kapolres Majene, AKBP Asri Effendy.
Jenazah korban pun dievakuasi ke pinggi pantai. Kemudian jenazah dibawa menggunakan ambulance ke Kamar Jenazah RSUD Majene untuk diotopsi.
- Baca kumpulan berita : Pantai Dato’
Informasi dari RSUD Majene, korban mengalami luka lecet pada dahi. Diduga akibat dihantam karang setelah terombang-ambing gelombang Pantai Dato. Selanjutnya, jenazah korban kemudian dibawa ke rumah duka di Pappang untuk disemayamkan.
Peringatan Dini Gelombang Tinggi
Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Klas II Majene telah dikonfirmasi soal ketinggian gelombang di Pantai Dato’atau Selat Makassar. Menurut Prakirawan BMKG, Sultan, sejak kemarin peringatan dini telah dikeluarkan dan prakiraan tinggi gelombang maksimal dua meter.
“BMKG Majene belum bisa menganalisis ketinggian gelombang realnya pak. Tapi warning sudah kami keluarkan kemarin (Sabtu 16 Desember 2017) yang berlaku hari ini diprakiraan cuaca,” jelas Sultan. (Irwan Fals)