KPU Majene saat memaparkan materi dihadapan organisasi perempuan peserta sosialisasi, Rabu (05/12)
Majene, mandarnews.com – KPU Majene menggelar pendidikan Pemilu bagi sejumlah organisasi perempuan guna meningkatkan partisipasi pemilih perempuan dalam Pemilu 2019 mendatang, Rabu (05/12) bertempat di Aula Villa Bogor, Leppe, Majene.
Organisasi perempuan itu, diantaranya: Persatuan Istri Tentara (Persit), Bhayangkari, Nahdatul Aisyiyah, Dharma Wanita, Penggerak PKK, serta beberapa aktivis perempuan dan mahasiswa di Kabupaten Majene.
Komisioner KPU Majene Kordinator Divisi Partisipasi Masyarakat, Pendidikan Pemilih dan SDM, Zulkarnain Hasanuddin mengatakan, sosialisasi ini dilakukan untuk menekankan kepada perempuan bahwa partisipasinyasangat mempengaruhi kualitas pemilu.
“Partisipasi perempuan dalam pemilu masih anjlok,” ucapnya.
Zulkarnain menyebutkan, berdasarkan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) saat ini, pemilih perempuan lebih mendominasi DPT sekitar 51 %, sementara pemilih laki-laki hanya 49 %. Menurutnya, organisasi perempuan dianggap paling aktif dan berpengaruh untuk memberikan informasi tentang pemilu kepada masyarakat, khususnya anggota organisasinya maupun keluarga terdekatnya.
“Kita berharap organisasi perempuan ini bisa menjadi stakeholder kunci untuk ikut mengajak masyarakat khususnya pemilih perempuan dalam menyalurkan suaranya,” tuturnya.
Selain itu, lanjut Zulkarnain, demi meningkatkan kualitas pemilu di daerah sangat penting untuk mendorong kaum perempuan agar aktif dalam pemilu 2019 nanti, utamanya dalam menentukan wakil rakyat di Majene.
“Kami inginkan perempuan itu lebih aktif datang ke TPS,” lanjutnya.
KPU Majene menargetkan dapat meningkatkan partisipasi pemilih pada pemilu 2019 mendatang, sesuai dengan target Nasional KPU RI minimal 77,5 %, mengingat tingkat partisipasi masyarakat Majene pada Pemilihan terakhir merupakan tertinggi di Sulbar, yakni 86 %.
Komisioner Bawaslu Majene, Indriani Mustafa yang hadir dalam sosialisasi juga turut menjelaskan, perempuan harus memperhatikan keterwakilannya sebanyak 30 % dan mengembalikan fungsi – fungsi perempuan apalagi sekarang zamannya emansipasi wanita.
Ia mengatakan, perempuan harus berdaulat dengan pilihannya, jangan mudah diintervensi kaum laki – laki dalam menentukan pilihan, sebab, ada asas pemilu yakni rahasia yang melindungi hak pilih.
“Jangan ada perempuan yang golput, suara harus disalurkan semua,” tegas Indriani.
Sebagai salah satu peningkatan kualitas pemilu, ia berharap, agar seluruh perempuan di Majene yang namanya masuk dalam DPT untuk bersama – sama ke TPS dan menyalurkan hak pilihnya pada April 2019 mendatang.
Reporter: Misbah Sabaruddin