
Penggalangan dana untuk korban bencana Sulsel oleh LKMMM
ajene, mandarnews.com – Sebagai bentuk kepedulian terhadap saudara-saudara kita di Sulawesi Selatan yang kini tengah dilanda bencana, Lembaga Kajian Mahasiswa Majene (LKMM) melaksanakan penggalangan dana, Kamis (24/1/2019).
Lokasi penggalangan dana ditempatkan di dua titik, yaitu di Bundaran Kota Majene dan Pasar Tinambung Polewali Mandar.
Muhammad Naim selaku salah satu pendiri LKMM mengatakan, penggalangan dana yang dilakukan ini adalah salah satu bentuk kepekaan sosial.
“Yang turun ke lapangan melakukan penggalangan dana ini adalah gabungan mahasiswa yang berasal dari kampus yang berbeda,” ujar Muhammad Naim kepada mandarnews.com.
Menurutnya, penggalangan dana ini sudah sangat sesuai dengan bagaimana seharusnya seorang mahasiswa yaitu membantu masyarakat.
“LKMM juga dibentuk atas dasar tersebut yaitu sebagai lembaga yang tidak hanya melakukan kajian untuk meningkatkan kapasitas keilmuan namun bisa berperan aktif dalam ruang lingkup masyarakat,” jelas Muhammad Naim.
Di Sulawesi Selatan sendiri, berdasarkan keterangan dari Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Selatan Syamsibar, upaya pertolongan masih terus dilakukan.
“Sampai saat ini masih terus dilakukan pencarian oleh berbagai unsur, baik TNI, Polri, BPBD, Basarnas, Tagana, dan semua komponen termasuk masyarakat,” tukas Syamsibar.
Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran persnya mengemukakan, hingga hari ini pukul 14.00 WIB, sebanyak 30 orang tercatat meninggal dunia.
“Berdasarkan pendataan bencana yang dilakukan oleh Pusdalops BPBD Sulsel, tercatat 78 desa terdampak bencana di 52 kecamatan yang di 10 kabupaten/kota yaitu Jeneponto, Maros, Gowa, Makassar, Soppeng, Wajo, Barru, Pangkep, Sidrap, dan Bantaeng,” ujar Sutopo Purwo Nugroho.
Dari daerah yang dilanda bencana, sebanyak 25 orang hilang, 47 orang luka-luka, 3.321 orang mengungsi, 5.825 orang terdampak, 76 unit rumah rusak yang terdiri dari 32 unit hanyut, 25 unit rusak berat, 2 unit rusak sedang, 12 unit rusak ringan, 5 unit tertimbun.
Selain itu, 2.694 rumah terendam, 11.433 hektar sawah terendam, 9 jembatan rusak, 2 pasar rusak, 6 unit fasilitas peribadatan rusak, dan 13 unit fasilitas sekolah rusak.
“Data ini sementara dan kemungkinan berubah karena pendataan masih dilakukan oleh BPBD dan unsur lainnya,” kata Sutopo Purwo Nugroho.
Ia juga menghimbau agar masyarakat selalu meningkatkan kewaspadaan menghadapi banjir, longsor, dan puting beliung.
“Januari hingga Februari adalah puncak hujan sebagian besar wilayah di Indonesia. Lakukan langkah-langkah antisipasi dalam skala individu, keluarga, dan komunitas,” pesan Sutopo Purwo Nugroho.
Reporter : Ilma Amelia