Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Dr. (H.C) Rachmat Gobel
Majene, mandarnews.com – Usai disahkannya undang – undang Omnibus Law yang menuai banyak polemik, aksi – aksi unjuk rasa penolakan Omnibus Law marak terjadi di seluruh daerah yang ada di Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Dr. (H.C) Rachmat Gobel menyebut hal tersebut adalah hal wajar.
Namun menurutnya, masyarakat perlu memahami bahwa Omnibus Law dibuat dengan tujuan yang sangat jelas untuk mendorong investasi dari luar masuk ke Indonesia supaya mampu membantu mempercepat pembangunan di daerah maupun pembangunan ekonomi dan tentu agar mampu mendorong lapangan kerja.
“Dan pasti ini juga untuk membuat nilai tambah bagi kita di negara kepulauan. Negara kitakan negara kepulauan besar, yang pasti membutuhkan investasi,” ujarnya saat melakukan kunjungan kerja di Majene, Sabtu (24/10).
Apalagi kita dengar ujar Rachmat, begitu banyak dari daerah atau kota perlu melakukan pembangunan dan itu tidak mungkin pemerintah bisa menyelesaikan semuanya.
“Karena itu, kita membutuhkan investasi diluar. Dan untuk itu dibuatkannya undang – undang untuk memberikan kemudahan bagi investor,” tukasnya.
Karena menurut Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan ini,berdasarkan data, Indonesia ini mempunyai peraturan yang tumpang tindih yang cukup banyak.
“Itulah mengapa pemerintah mengambil langkah bagaimana mengatasi supaya investasi masuk.
Karena jika tidak, investasi ini akan lewat dan langsung ke India dan kalau ke India maka kita tidak akan mendapatkan apa – apa,” ucap anggota DPR RI itu.
Tapi meskipun undang – undang Omnibus Law telah disahkan, kata Rachmat, investor yang dibutuhkan adalah investor dalam negeri.
Maka dengan itu, perlu kita bangun dulu adalah investor dalam negeri, jangan semuanya walaupun kita sudah membuat Omnibus Law.
Ia menyampaikan bahwa Pemerintah harus bisa memberderdayakan investor dalam negeri. Dan harapannya adalah investor dari rakyat sendiri.
Salah satu caranya, kata Rachmat Globe adalah memberdayakan koperasi.
“Jadi kita sudah punya koperasi, Pemerintah dengam program – programnya baik melalui Kementrian ataupun BUMN semua mempunyai program koperasi kemudian program UMKM. Nah, jika kita perdayakan dengan baik, kita berikan dukungan baik akan memberikan menjadi satu konglomerat kecil. Salah satu contohnya negara Swis yang kekuatannya ada di koperasi,” jelasnya.
Ia berharapa, ketika investor asing masuk nantinya, tidak ada politiknya yang mengikut, ataupun kebijakan yang merugikan rakyat karena itu yang bahaya.
Reporter : Putra.