MoU. Bupati Majene Fahmi Massiara (kiri) dan Kepala BPS Majene Syihabuddin teken MoU di Aula Bapeda Majene, kamis 12 April 2018.
Majene, mandarnews.com – Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) mengalami deflasi sebesar 1,77 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Majene, Syihabuddin mengatakan, Indek Harga Konsumen (IHK) Maret 2018 106,03 persen dan inflasi tahun kalender terhadap Desember 2017 -0,79 persen.
Inflasi year on year (YoY) Maret 2018 terhadap Maret 2017 1,99 persen. Jika dibandingkan tahun sebelumnya, Maret 2017 Majene mengalami inflasi 0,59 persen. IHK 10,97 persen, inflasi tahun kalender Maret 2017 terhadap Desember 2016 2,49 persen dan YoY Maret 2017 terhadap Maret 2016 4,57 persen.
“Cukup besar dibanding dengan Mamuju. Saya juga kaget terjadi deflasi,” kata Syihabuddin saat memaparkan materinya dalam Rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Kantor Bapeda Majene, Kamis 12 Apri 2018.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Dadal Angkoro memuji kinerja TPID Majene atas kondisi itu. Penurunan angka inflasi hingga terjadi deflasi, kata Dadal, membuat harga komoditas terkendali.
“Kemajuannya sangat luar biasa, dalam arti positif,” jelas Dadal.
Dadal berharap, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menjalankan tupoksinya untuk mempertahankan angka ini.
Bupati Majene, Fahmi Massiara mengatakan, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016 – 2021 menetapkan target angka inflasi. Tahun 2019 2,68 persen, 2020 2,47 persen dan kondisi akhir kinerja RPJMD tahun 2021 sebesar 2,68 persen.
“Untuk itu, saya ingin menekankan agar seluruh pihak dan stake holder agar lebih serius karena secara langsung kinerja TPID terkait langsung dengan target kinerja RPJMD,” haraf Fahmi Massiara. (Irwan Fals)