“Harga Kopi Aroma Desa relatif murah sesuai dengan hasil riset kemampuan daya beli masyarakat desa di Kabupaten Mamasa, sehingga bisa bersaing harga dengan kopi bubuk dari luar Sulawesi,” kata Marsel.
Bahkan, lanjutnya, Kopi Aroma Desa merupakan salah satu kopi lokal Mamasa termurah tapi tetap menjaga kualitas aroma dan rasa serta memberikan diskon untuk pembelian tertentu di Rumah Produksi di Galung, Rantebulahan Timur.
“Kopi Aroma Desa membangun komunikasi dan hubungan kerjasama dengan para petani kopi yang dimulai dari Kecamatan Rantebulahan Timur,” sebut Marsel.
Ia menjabarkan, produknya berupaya membuka lapangan kerja, mulai dari rumah produksi sampai pada tahap menjadi penyuplai stok kopi bubuk pada kios-kios.
“Rumah produksi Kopi Aroma Desa didirikan sejak Mei 2019 di Galung berdekatan dengan Kantor Camat Rantebulahan Timur dan telah memiliki izin usaha dari pemerintah setempat,” terang Marsel.
Ia menceritakan, ide tersebut muncul sejak Desember 2018. Saat liburan ke kampungnya Januari 2019 dan melihat kondisi di daerah, mulai di lingkungan keluarga sampai masyarakat umum banyak yang suka minum kopi, namun kebanyakan mengonsumsi kopi dari luar yang jelas-jelas tidak murni 100% kopi asli karena di kemasan kopi itu sendiri bertuliskan dicampur sereal.
“Selain itu, banyak keluhan bahwa kopinya kurang enak, rasanya berbeda dengan kopi asli, bikin sakit kepala, dan sebagainya. Namun, harga kopi dari luar Sulawesi tersebut relatif murah,” tutur Marsel.
Dari permasalahan itulah, akhirnya Marsel tergugah sekaligus melihat ada peluang. Ia akhirnya melakukan riset pasar, mulai dari peminat kopi, segmentasi pasar, sumber dan kualitas bahan baku, sampai pada kemampuan daya beli masyarakat Mamasa pada umumnya yang melahirkan sebuah usaha kopi asli Mamasa dengan brand Aroma Desa.