Masjid sebagai sarana utama umat Islam untuk beribadah merupakan wadah yang paling tepat untuk menyebarkan ajaran agama Islam yang damai, jauh dari kekerasan.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, masjid selain menjadi tempat ibadah rutin juga dapat menjadi wadah pengembangan kualitas keagamaan seperti Taman Pendidikan Al – Quran ( TPA ).
Seruan agar masjid senantiasa menjadi wadah penyebaran Islam yang damai disampaikan ulama Mandar, KH. Muhammad Ilham Saleh saat membawakan ceramah pada peresmian masjid Nurul Mustaqim Lipu, Majene, Ahad (21/02).
"Ceramah – ceramah yang disampaikan dari masjid haruslah ajaran Islam yang damai, bukan justru ( ceramah,-) menghasut sehingga terjadi kekerasan mengatasnamakan agama (Islam,-), " kata KH. Muhammad Ilham Saleh yang juga dosen di UIN Alauddin Makassar.
Ia mengajak warga Muslim untuk memakmurkan masjid dengan berbagai kegiatan seperti pengajian dan kegiatan lainnya untuk pengembangan kualitas ummat Islam.
Acara peresmian Masjid Nurul Mustaqim Lipu dirangkaikan dengan maulid Nabi Muhammad SAWW dan khataman santri – santriwati Taman Pendidikan Al – Quran masjid tersebut.
Bupati Kalma Katta juga mengajak umat Islam khususnya warga di Lipu untuk memakmurkan masjid, terutama dengan kegiatan shalat jamaah 5 waktu. Kalma mengapresiasi warga Lipu yang bergotong royong mampu membangun masjid yang cukup megah di tengah kota Majene.
Sementara itu, ketua Panitia Pembangunan Masjid Nurul Mustaqim Lipu, H. Andi Muhammad Lukman menjelaskan pembangunan masjid baru ini dimulai sejak 2011 dan rampung diawal tahun 2016.
Lukman mengisahkan, masjid di Lipu ini memiliki sejarah tersendiri, pada tahun 1950’an ketika masih berbentuk mushalla bernama At Taawun, kemudian ketika akhir tahun 80’an berubah menjadi masjid dengan nama Nurul Mustaqim.
"Suksesnya pembangunan masjid karena warga bersatu, baik yang berada di lingkungan Lipu, maupun tinggal di luar kota Majene. Kami juga mendapat bantuan pembangunan dari Kementerian Sosial," katanya.
Setelah rangkain acara maulid, peresmian masjid dan penamatan, acara dilanjutkan dengan Sayyang Pattu’du usai shalat Dhuhur, para santri – santriwati yang khatam Al Quran diarak menggendari kuda berkeliling di lingkungan Lipu, kecamatan Banggae Timur. (Afsar)