Mamuju, mandarnews.com – Melalui pengabdian masyarakat (Pengmas), Dosen Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Mamuju memberi edukasi masyarakat mengenai pemanfaatan tanaman Sansivera sebagai pengendalian pencemaran udara dalam ruangan.
Kegiatan ini dilaksanakan di ruangan Marasa Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), yang diikuti oleh pegawai Kantor Biro Umum, Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra), dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP).
Kegiatan Pengmas Poltekkes Mamuju dilakukan oleh dosen jurusan kesehatan lingkungan Ridhayani Adiningsih, M.KKK, dan Miftah Chairani H, M.Kes.
Ridhayani mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, dalam hal ini pegawai kantor agar mengetahui faktor-faktor penyebab pencemaran udara dalam ruangan dan dampaknya bagi kesehatan.
Selain itu, pelaksanaan kegiatan ini juga memberi solusi yang bisa diterapkan untuk mengurangi dampak pencemaran udara dalam ruangan.
“Seperti diketahui, pencemaran udara dalam ruangan dapat mengakibatkan gangguan kesehatan, diantaranya Sick Building Syndrome (SBS), yaitu kondisi dimana penghuni bangunan mengalami kesakitan sekitar 20% dengan gejala sakit kepala, mual, pusing, sakit tenggorokan, kulit kering, gatal-gatal, iritasi hidung, dan kelelahan,” jelas Ridhayani.
Ia menjelaskan, kondisi ini berdampak pada penurunan produktifitas karyawan dan penurunan pendapatan.
Kegiatan dilanjutkan dengan pembagian tanaman lidah mertua (Sansiviera) di ruang Biro Umum, Kesra, dan Satpol-PP sebagai solusi untuk memperbaiki kualitas udara dalam ruangan.
Tanaman ini dapat menyerap 107 polutan. Setiap helai daun Sansiviera dapat menyerap 0,938 µg/jam formaldehyde. 4-5 helai daun Sansevieria dapat menyegarkan kembali udara dalam ruangan seluas 100m2.
(Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia