Mamuju, mandarnews.com – Untuk menghindarkan dan meningkatkan antisipasi nyamuk demam berdarah Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mamuju meminta warga memaksimalkan penggunaan bubuk abate untuk membasmi larva atau jentik nyamuk penyebab DBD.
Hal itu mengemuka karena selama ini masyarakat beranggapan bahwa penyemprotan insektisida melalui pengasapan atau fogging sudah membunuh nyamuk beserta larvanya. Padahal informasi tersebut kurang tepat.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Mamuju, Alamsyah Thamrin meminta seluruh masyarakat Mamuju serius menggunakan bubuk abate. Dengan penggunaan yang intens, perkembangan nyamuk aedes aegypti dapat ditekan secara maksimal.
“Melalui puskesmas, kita sudah berikan abate kepada setiap rumah tangga sesuai kebutuhannya. Gratis tanpa syarat apapun. Kami minta, abate ini benar-benar dimanfaatkan,” terangnya, Senin (4/12/23).
Untuk menggunakan bubuk abate sangat mudah. Warga hanya perlu menaburkan bubuk abate ke dalam penampuangan air, bak mandi, kolam ikan, hingga wadah-wadah yang memiliki genangan air. Perbandingannya 1 sendok makan bubuk abate untuk 100 liter air.
“Ini aman digunakan. Tapi tidak untuk diminum. Jangan masukkan abate ke dalam penampungan air minum. Kalau bubuk abate habis, silahkan ke puskesmas. Stok kita banyak,” sebut Alamsyah.
Dia optimis, penggunaan bubuk abate secara masif dapat menekan laju kasus DBD di Kabupaten Mamuju. Selain itu, Alamsyah pun meminta dukungan pemerintah kecamatan, kelurahan, hingga desa untuk mengakselerasi penggunaan abate di tengah masyarakat.
“Jika masyarakat menggunakan abate dengan benar dan betul-betul diefektifkan di setiap rumah tangga, saya yakin DBD di Mamuju bisa kita tekan. Tidak menghilangkan, tapi menekan kasus DBD,” pungkas Alamsyah.