Kadisdikbud Sulbar menyerahkan trofi juara umum kepada SLB Negeri Pamboang dalam acara penutupan, Minggu (3/12)
Majene, mandarnews.com – Gebyar Hari Disabilitas Internasional (HDI) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) bertema “Bergerak Bersama dalam Tatanan Inklusi untuk Sulawesi Barat Makin Maju” ditutup, Minggu (3/12) pagi. Penutupan dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Sulbar mewakili Penjabat (Pj) Gubernur yang berhalangan hadir.
Pada hari penutupan dilakukan kegiatan karnaval dan penilaian stand serta lomba tata boga. Pelepasan balon oleh Kadisdikbud pertanda acara karnaval segera dimulai, pesertanya adalah guru dan pelajar Sekolah Luar Biasa (SLB) se-Sulbar. Sebanyak 23 SLB mengikuti Gebyar HDI ini dari 25 SLB di Sulbar.
Kadisdikbud beserta undangan lainnya turut serta dalam rombongan karnaval sambil mendorong seorang anak SLB Darud Da’wah wal Irsyad (DDI)Ā di atas gerobak.
Kegiatan karnaval dan penilaian stand peserta dan tata boga masing-masing SLB dilanjutkan dengan acara penutupan yang diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qurāan dari salah seorang siswa SLB Pamboang.
āPenjabat Gubernur Sulbar ingin sekali menghadiri kegiatan namun karena masih berada di Jakarta maka kami ditunjuk untuk mewakilinya, begitu pula Sekda juga tak berada di tempat,ā kata Kadisdikbud Sulbar Mithhar Ali mengawali sambutannya dalam sesi acara penutupan.
Mithhar juga menyampaikan apresiasi yang tak terhingga Ā atas terselenggaranya kegiatan Gebyar HDI. Walau secara seremonial, namun beberapa kegiatan di dalamnya merupakan hasil karya anak-anak penyandang disabilitas yang menurut pandangan umum memiliki kekurangan tetapi juga memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh anak lain.
āIni bukti bahwa pemerintah tak abai melihat kondisi anak yang menyandang disabilitas, perhatian khusus perlu diberikan agar kepercayaan dirinya meningkat. Gebyar yang diselenggarakan bukan hanya memamerkan hasil karya mereka tetapi juga turut diperlombakan,ā kata Mithhar.
Ini artinya, lanjutnya, agar anak penyandang disabilitas yang menuntut ilmu di SLB akan termotivasi untuk berbuat dan berkarya sebagaimana layaknya dengan anak lain yang non disabilitas.
āMasyarakat dan para orang tua yang mempunyai anak penyandang disabilitas segera menyekolahkannya di SLB agar kelak juga mampu mandiri,ā ajak Mithhar mengakhiri sambutannya.
Sementara itu, dalam acara yang sama, Kepala Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Sulbar Yusran menyampaikan, HDI yang dilaksanakan di Majene berisikan kegiatan lomba berupa lomba bernyanyi solo, menari grup, baca puisi, tata boga, fashion show, dan pameran.
āSemua peserta di semua lomba diberi kesempatan untuk berekspresi. Judul yang akan dilombakan tak ditentukan, melainkan bebas sesuai dengan kemampuan,ā tutur Yusran.
Terkait dengan fashion show, peserta menampilkan pakaian yang harus terbuat dari bahan daur ulang karena merupakan bagian dari penilaian.
Di kegiatan penutupan ini hadir pula Ketua Perkumpulan Penyandang Disabilitas Sulbar, Muslim Sapri. Ia lebih akrab disapa Mas Eko.
Mas Eko mengaku sangat gembira campur haru karena hampir di seluruh dunia melaksanakan HDI setiap tahun tanggal 3 Desember dan tahun ini jatuh Ā pada hari Minggu.
āBaru kali ini Disdik Prov. Sulbar melaksanakan, boleh dibilang sungguh luar biasa,ā tutur Mas Eko.
Menurut Mas Eko, kepeduliannya terhadap kelompok disabilitas mulai dari aspek pendidikan semua harus sama sesuai Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Persamaan Hak tidak ada pengecualian dengan non disabilitas.
Terkait dengan HDI yang dipusatkan di Majene, ia menilai sungguh meriah. Namun ke depannya, ia berharap kepada panitia agar mengevaluasi gambar di baliho karena yang ada hanya gambar Pj. Gubernur, Sekretaris Provinsi, dan Kadisdik.
āSeharusnya ditampilkan juga gambar penyandang disabilitas karena yang ber-HDI adalah penyandang disabilitas,ā kata Mas Eko.
Ia juga mengkritisi tidak adanya ditampilkan bahasa isyarat dalam pelaksanaan kegiatan. Menurutnya, tuna rungu tidak akan bersemangat karena tidak ada bahasa isyarat.
āItu penting karena UU yang mengharuskan apalagi peringatan HDI yang digelar ini kelas provinsi,ā tambah Mas Eko.
Di daerah lain, tambahnya, setiap acara semacam ini di kabupaten disiapkan bahasa isyarat untuk memberikan kepercayaan diri bagi penyandang disabilitas, khususnya tuna rungu.
Perayaan HDI setiap tanggal 3 Desember itu dicetuskan pada tahun 1992 melalui resolusi majelis Perserikatan Bangsa Bangsa. Peringatan HDI tahun ini dipusatkan di Kabupaten Majene dengan berbagai kegiatan yang dilombakan.
Juara umum Gebyar HDI tahun ini direbut SLB Negeri Pamboang Kabupaten Majene dari tangan SLB Negeri Polewali sebagai juara umum pada tahun 2022.
Gebyar HDI di Majene berlangsung selama tiga hari, yaitu sejak hari Jumat-Minggu (1-3/12) di pelataran Boyang Assamalewuang Kelurahan Banggae, Kabupaten Majene. (Jufri)