Penulis : Iccank
Organisasi : Taman Baca Boyang Manarang,Dusun Sederhana
Kec. Matakali Kab. Polman
Mengamati perkembangan seputar dunia literasi mulai mengalami kemajuan sehingga memberikan ruang generasi mengejar pengetahuan melalui membaca dan menulis, baik yang menjalankan pendidikan yang bersifat formal maupun non formal. Dunia literasi semestinya memiliki gerakan untuk merubah paradigma generasi untuk dapat berpikir kreatif maupun inovatif. Adapun pemikiran yang terbangun membuat generasi semakin cerdas dalam melihat kondisi sosial.
Melihat kondisi generasi dari segi pergaulan di zaman era moderen mulai terasuki pergaulan yang bobrok, contoh mengonsumsi obat-obat terlarang untuk dapat menikmati dunia hedonisme dan menganggap kehidupan sudah sampai pada titik klimaks (tertinggi), sepatutnya yang membuat seperti demikian karena kurang memiliki ilmu sehingga mudah tergoyang dengan gerakan yang membuat mereka teraliansi dengan zaman.
Mengamati diskusi dengan Nury Shibli selaku pemilik PT Standart Pen terhadap perkembangan gerakan literasi di rumah taman baca Nusa Pustaka (Ridwan Alimuddin) di Desa Pambusuang, sebagian anak bangsa tidak tahu membaca maupun menulis, penyebabnya kurang pemerhati untuk mengorbankan separuh waktunya untuk menjadi pendidik yang ikhlas dalam mencerdaskan anak bangsa.
Pergerakan literasi bukan hanya dengan membaca tapi perlu juga dengan menulis sebagai tempat mengaktualkan hasil bacaan yang diperoleh dari membaca.
Banyaknya anak tidak mengenal huruf karena jauh dari perkotaan akhirnya semangat belajar terhadap generasi kurang karena faktor sarana dan prasarana tidak mendukung.
Beberapa wilayah yang ada di daerah Sulawesi Barat, khususnya di pulau Ambo Kecamatan Balabalakang yang memiliki kondisi pendidik hanya satu (guru) dalam memberikan pengajaran terhadap peserta didik,mungkin karena jauh dari pusat pemerintah akhirnya pergerakan pendidikan jauh ketinggalan di banding dengan daerah perkotaan.
Saatnya gerakan literasi yang menjadi agent of change dalam melakukan perubahan di pulau tersebut. Penggerak literasi memiliki niat yang ikhlas untuk mengunjungi pulau, selaku untuk mencerdaskan anak bangsa.
Melihat sekumpulan pemerhati taman baca (Boyang Manarang) hanya berbagi dan berkreasi sangat inspiratif untuk membangun peradaban. Seyognya dalam berbagi terhadap generasi mengutamakan sikap ikhlas untuk berbagi terhadap regenarasi dan memiliki tujuan taman baca yaitu memanusiakan manusia.
Filosopis pendidikan sangat erat kaitannya dengan tujuan taman baca sebagaimana pendidikan bersifat formal yang dapat merubah wujud generasi menjadi bernuansa intelektual.
Modal pengetahuan dalam mengarungi bahtera membaca dapat merubah segalanya dalam kebutuhan kehidupan dulunya hanya mengenal hurup dan angka, tetapi dengan mendalami membaca dan mengkaji dapat mengetahui isi alam semesta.
Duta Baca Perpustakaan Nasional Najwa Shihab mengatakan minat membaca masyarakat Indonesia sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara lainnya.
Ia mengatakan, berdasarkan survei yang berasal dari studi “Most Littered Nation in the World 2016” disebutkan Indonesia berada di peringkat ke-60. Indonesia sendiri merupakan salah satu negara dengan minat membaca yang rendah, berdasarkan statistik internasional, perbandingan hanya satu dari seribu orang Indonesia yang membaca buku.
Saatnya membangun semangat untuk literasi dalam meningkatkan kualitas terhadap para pembaca, ketika semangat yang nampak dalam menjejaki pengetahuan melalui membaca dan menulis dapat memerdekakan anak bangsa.
Melihat carut marut kondisi pendidikan non formal diera moderen mulai mengalami kemerosotan, akibat kurang minat baca terhadap anak karena pengaruh kondisi lingkungan yang tidak selaras dengan ruang lingkup kehidupan regenerasi. Dengan hadirnya literasi didalam ruang lingkup masyarakat dapat memperoleh cakrawala pengetahuan dan menperkokah landasan berpikir anak.
Tak bisa di pungkiri taman baca mendidik setiap anak baik yang tinggal di perkotaan maupun dipedalaman tujuannya melihat anak bangsa menjadi anak cerdas dan bermoral. Semestinya yang harus menjadi substansi dalam pendidikan non formal ialah meningkatkan nilai moral kepada generasi. Karena jika regenerasi tidak mengutamakan sikap moral dalam bertindak otomatis tidak mencerminkan sebagai cendikiawan bangsa.
Memerdekakan generasi dengan membentengi dirinya melalui membaca dan menulis untuk tidak mudah di pengaruhi pemikiran ekstrim terhadap bangsa.
Memerlukan para penggiat Literasi untuk melihat kondisi generasi lebih maju ketika mengutamakan pembinaan dunia baca. Membaca akan mengajarkan banyak tentang mengenal alam semesta karena dapat membukakan cakrawala pengetahuan terhadap generasi.
Sebagian para tokoh terlahir menjadi orang yang hebat karena faktor membaca, akhirnya Indonesia akan terhindar dari kebodohan jika setiap sudut wilayah dipenuhi dengan taman baca. Perlu kerja sama antara penggiat literasi dengan masyarakat untuk memberikan semangat terhadap anak didik melakukan perubahan lewat membaca.
Memperkuat benteng dengan membina setiap generasi dari usia anak-anak dengan memperkenalkan dunia baca untuk dapat memperluas wawasan generasi.
Majunya bangsa Indonesia dengan menanamkan dalam jiwa pemuda maupun Remaja tentang nilai kebangsaan sebagai landasan berpikir terhadap kecintaan terhadap Negara.
Meneropong Negara maju semuanya lewat membaca untuk melakukan perubahan secara totalitas terhadap negara dengan melalui membaca. karena mampu menganalisis perkembangan generasi yang memiliki pengetahuan tentang kemajuan bangsa semuanya berasal dari manusia kutu buku.
Adanya literasi setiap wilayah akan memajukan ruang gerak terhadap kemajuan berpikir generasi. Gerakan literasi sangat membantu terhadap dunia sosial karena mampu mendidik dan memberikan wejangan ilmu melalui membaca maupun menulis. Setiap anak yang sudah membaca buku memiliki pandangan dunia yang ideal untuk melakukan perubahan dimulai dari keluarga maupun menuju terhadap tatanan sosial.
Dalam gerakan taman baca generasi sudah memiliki benteng untuk tidak dirasuki pemikiran yang menolak ideologi negara karena awalnya dalam pencerahan terhadap generasi memperkenalkan simbol kenegaraan dimulai dari mengenal lambang negara maupun menghapalkan ideologi negara yaitu pancasila. Belajar dengan mengenal dasar negara dapat memiliki rasa cinta terhadap bangsa sehingga memiliki dorongan untuk menjaga kedamaian antar berbangsa maupun beragama.
Hindari pengaruh dari luar yang dapat merusak pola pikir anak bangsa karena dapat membuat negara dipenuhi dengan jeratan kebodohan. Perkembangan dunia era moderen membuat generasi seharusnya berhati-hati dengan pergejolakan zaman, sebagian melupakan konsep budaya yang dilakukan oleh nenek moyang pendahulu, bisa melihat perbandingan dengan generasi masa kini dan masa lampau jauh berbnding terbalik dengan mengaktualkan konsep moral didunia sosial.(*)