![](https://i2.wp.com/mandarnews.com/wp-content/uploads/2024/07/1719936592080.jpg?fit=1024%2C638&ssl=1)
Saat Mensos RI Tri Rismaharini mengunjungi langsung Marni di Desa Battetangnga, Kecamatan Binuang, Polman.
Polman, mandarnews.com – Menteri Sosial Republik Indonesia, Tri Rismaharini, melaksanakan kunjungan kerja ke Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat Selasa (2 /7/24). Kunjungan ini bertujuan untuk memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan, khususnya Marni yang tinggal di Desa Battetangnga, Kecamatan Binuang, Polman.
Mensos Rismaharini dalam kunjungannya didampingi perwakilan Pemerintah Provinsi Sulbar Dr. Muhammad Idris selaku Sekretaris Provinsi Sulbar beserta rombongan dan Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar dalam hal ini Drs. Muhammad Ilham Borahima, Pj Bupati Polewali Mandar beserta beberapa pimpinan OPD.
Mensos Rismaharini menyampaikan, ini merupakan bagian dari upaya Kementerian Sosial untuk memastikan bahwa bantuan sosial tepat sasaran dan menjangkau masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Menteri Sosial RI berharap bahwa bantuan yang diberikan dapat meringankan beban keluarga Marni dan memperbaiki kondisi kehidupan mereka.
Adapun bantuan langsung yang diberikan oleh Rismaharini untuk Marni warga Polman yakni satu unit rumah lengkap peralatan rumah tangga dan sembako.
“Terima kasih yang memberikan informasi dari rekan media, sehingga saya mengetahui kondisi keluarga ini. Kondisi rumahnya membahayakan bagi ibu Marni dan anak-anaknya. Sebelum saya ke sini minta kira kira cari tempat tinggal mana yang bisa digunakan untuk warga ini,” jarnya
Sementara itu Marni menyambut bahagia kedatangan Menteri Sosial RI.
“Saya bahagia sekali berterima kasih sekali dengan adanya bantuan ini dari Menteri langsung,” tutur Marni.
Seperti diketahui sebelumnya Marni sempat viral. Marni tinggal bersama 3 anaknya di gubuk yang berada di tengah hutan di Dusun Baruga, Desa Batetangnga, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar dan menumpang di atas lahan kebun milik warga setahun terakhir.
Gubuk kecil yang mempemprihatinkan ini merupakan tempat Marni dan 3 anaknya sehari-hari menjalani kehidupan yang serba kekurangan. Kondisi di dalam gubuk hanya terlihat bantal kusam tanpa ada kasur, alat masak yang tak layak dan tanpa listrik.
Marni mengaku kondisinya terpuruk usai ditinggal pergi suami yang menikah lagi. Meski hidup terbatas dan serba kekuarangan, namun Marni mengaku pasrah dan tetap semangat menjalani kehidupan.
Kondisi ekonomi, Marni bertahan hidup dengan anak-anaknya dari jual cabe kecil hanya dapat Rp.20.000 per bulan yang tumbuh di sekitar tempat tinggalnya.
Dan dari penghasilan anaknya Marwan yang bekerja di peternakan ayam petelur yang tidak jauh dari gubuk tempat tinggalnya Rp. 500.000, per bulan. Dan bantuan dari saudaranya dan tetangga sekitar. (Atyah)