
Mensos RI Tri Rismaharini mengunjungi Marni di Desa Batetangnga, Kecamatan Binuang, Polman.
Polman, mandarnews.com – Menteri Sosial (Mensos) Republik Indonesia Tri Rismaharini melaksanakan kunjungan kerja ke Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar), Selasa (2/7).
Kunjungan ini bertujuan untuk memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan, khususnya Marni yang tinggal di Desa Batetangnga, Kecamatan Binuang.
Dalam kunjungannya, Mensos Risma didampingi perwakilan Pemerintah Provinsi Sulbar Dr. Muhammad Idris selaku Sekretaris Provinsi beserta rombongan dan Pemerintah Kabupaten Polman dalam hal ini Drs. Muhammad Ilham Borahima, Penjabat Bupati Polman beserta beberapa pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD).
Mensos Risma menyampaikan, ini merupakan bagian dari upaya Kementerian Sosial untuk memastikan bahwa bantuan sosial tepat sasaran dan menjangkau masyarakat yang benar-benar membutuhkan dan berharap bantuan yang diberikan dapat meringankan beban keluarga Marni dan memperbaiki kondisi kehidupan mereka.
Adapun bantuan langsung yang diberikan oleh Mensos Risma untuk Marni yakni satu unit rumah, lengkap peralatan rumah tangga dan sembako.
“Terima kasih yang memberikan informasi dari rekan media, sehingga saya mengetahui kondisi keluarga ini. Kondisi rumahnya membahayakan bagi ibu Marni dan anak-anaknya. Sebelum saya ke sini minta kira kira cari tempat tinggal mana yang bisa digunakan untuk warga ini,” ujar Mensos Risma.
Sementara itu, Marni menyambut bahagia kedatangan Mensos Risma.
“Saya bahagia sekali, berterimakasih sekali dengan adanya bantuan ini dari Menteri langsung,” tutur Marni.
Seperti diketahui sebelumnya, Marni sempat viral karena tinggal bersama tiga anaknya di gubuk yang berada di tengah hutan di Dusun Baruga, Desa Batetangnga, dan menumpang di atas lahan kebun milik warga selama setahun terakhir.
Gubuk kecil yang memprihatinkan ini merupakan tempat Marni dan tiga anaknya sehari-hari menjalani kehidupan yang serba kekurangan. Kondisi di dalam gubuk hanya terlihat bantal kusam tanpa ada kasur, alat masak yang tak layak, dan tanpa listrik.
Marni mengaku kondisinya terpuruk usai ditinggal pergi suami yang menikah lagi. Meski hidup terbatas dan serba kekuarangan, namun Marni mengaku pasrah dan tetap semangat menjalani kehidupan.
Wanita itu pun bertahan hidup dengan anak-anaknya dengan uang Rp20.000 dari hasil menjual cabe rawit yang tumbuh di sekitar tempat tinggalnya, penghasilan anaknya bernama Marwan yang bekerja di peternakan ayam petelur yang tidak jauh dari gubuk tempat tinggalnya sebanyak Rp500.000,- per bulan, dan bantuan dari saudaranya dan tetangga sekitar. (Atyah)